Macam-macam Fan Pada PLTU Pacitan
Forced Draft Fan (FDF)
Forced Draft
Fan berfungsi untuk menghisap udara atmosfir dan mengalirkannya melalui
saluran udara (air duct) melintasi pemanas awal udara (air preheater)
yang menggunakan uap untuk memanaskan udara. Dari sini udara terus mengalir ke
pemanas udara (air heater) yang memanfaatkan gas bekas sebagai media
pemanas. Setelah melintasi air heater, udara kemudian masuk ke dalam windbox.
Dari windbox, udara kemudian di distribusikan ke damper-damper
atau air register di sekitar burner untuk keperluan proses
pembakaran di dalam ruang bakar. Pada gambar 9, garis yang tercetak tebal
merupakan sistem udara pembakaran. Sistem umumnya dilengkapi dengan 2 buah FDF
serta 2 saluran (duct) yang dihubungkan oleh saluran penghubung (cross
tie).
Umumnya kedua
FDF senantiasa beroperasi secara continue. Dalam keadaan darurat, ketel
dapat beroperasi hanya dengan 1 FDF. Pengaturan aliran udara dapat dilakukan
melalui pengaturan inlet vanes ataupun melalui variasi putaran fan.
Primary Air Fan (PAF)
Seperti
diketahui bahwa pada ketel-ketel batubara, untuk mendapatkan efisiensi
pembakaran yang baik, bongkahan batubara harus digiling menjadi bubuk halus di
dalam pulverizer. Setelah menjadi serbuk halus, baru dialirkan melalui
pipa-pipa ke burner-burner batubara. Untuk mengalirkan serbuk batubara dari
pulverizer ke burner diperlukan media transportasi.
Adapun media
yang digunakan adalah udara yang dihembuskan melalui sebuah fan. Udara ini
dikenal dengan istilah udara primer (primary air) dan dihembuskan oleh primary
Air Fan (PAF). Sistem udara primer terlihat pada gambar 10, dalam garis yang
dicetak tebal.
Dalam gambar terlihat bahwa PAF menerima pasokan udara dari
discharge FDF. Dari FDF udara primer dihembuskan ke pulverizer dan setelah
bercampur dengan bubuk batubara, selanjutnya mengalir bersama bubuk batubara ke
burner-burner batubara. Di samping sebagai sarana transportasi serbuk batubara,
udara primer juga berfungsi untuk mengeringkan batubara didalam pulverizer.
Guna memenuhi fungsi ini, maka temperatur udara primer harus cukup tinggi untuk
menguapkan air dari batubara. Karena itu umumnya dilengkapi dengan pemanas
udara tersendiri yang dipasang disisi hisap PA Fan. Pemanas ini disebut primer
(primary air heater) dan menggunakan gas bekas sebagai media pemanas.
Induced Draft Fan (IDF)
Pada sistem
Balanced Draft, FDF dipakai untuk menghembuskan udara pembakaran sementara
kipas isap paksa (Induce Draft Fan / IDF) dipakai untuk mengisap gas
bekas hasil pembakaran dari ruang bakar ketel.
Karenanya,
sepanjang laluan udara dan gas bekas, ada daerah yang bertekanan positif (lebih
tinggi dari tekanan atmosfir), dan ada daerah yang bertekanan negatif (lebih
rendah dari tekanan atmosfir). Itulah sebabnya sistem ini disebut balanced
draft. Ruang bakar biasanya termasuk ke dalam daerah yang bertekanan
negatif. Daerah bertekanan paling tinggi adalah di sisi tekan (discharge) FDF
dan secara bertahap turun menuju negatif dimana tekanan paling rendah adalah di
sisi hisap IDF.
Prosedur Pembongkaran Motor PA Fan
1.
Mempersiapkan Peralatan
a.
Tang kombinasi
b.
Obeng
c.
Majun
d.
Kunci pas
e.
Kunci socks
f.
San block
g.
Safety shoes
h.
Helm
i.
Masker
j.
Terpal
k.
Seling
2.
Sefety Permit
3.
Pelaksanaan
a.
Mematikan sumber listrik
Hal ini dilakukan untuk menghindari bahaya kecelakaan akibat
tersengat listrik.
b.
Pengecekan
Melakukan pengecekan sebelum pembongkaran.
c.
Pembongkaran
Melakukan pembongkaran motor mulai dan pencopotan cooler,
pencopotan oil deflector, pull out rotor, kopling, dll.
4.
Pembersihan area
Pembersihan
area dari kotoran dan sampah sisa.
5.
Laporan
3.2.6 Pengecekan Panel Power Motor Listrik
Teori Dasar
Sistem 3 Fasa
Pada sistem
tenaga listrik 3 fasa, idealnya daya listrik yang dibangkitkan, disalurkan dan
diserap oleh beban semuanya seimbang, P pembangkitan = P Pemakaian, dan juga
tegangan yang seimbang. Pada tegangan yang seimbang terdiri dari tegangan 1 fase
dengan yang lainnya mempunyai magnitude dan frekuensi yang sama
tetapi antara 1 fase dengan yang lainnya mempunyai beda fase sebesar
60o , dan dapat dihubungkan secara bintang (Y , wye) atau segitiga
(delta,
, D)
Gambar 1 menunjukkan fasor diagram dari tegangan frasa. Bila
fasor-fasor tegangan tersebut berputar dengan kecepatan sudut dan dengan arah
berlawanan jarum jam (arah positif), maka nilai maksimum positif dari frase
terjadi berturut-turut untuk fase V1, V2 dan V3. Sistem 3 frasa ini dikenal
sebagai sistem yang mempunyai urutan frasa a – b – c. Sistem tegangan 3 frasa
dibangkitkan oleh generator sinkron 3 frasa.
Hubungan Bintang (Yang,wye)
Pada hubungan
bintang (Yang, wye), ujung-ujung tiap fase dihubungkan menjadi satu dan
menjadi titik netral atau titik bintang. Tegangan antara dua terminal dari tiga
terminal a – b – c mempunyai besar magnitude dan beda fasa yang berbeda
dengan tegangan tiap terminal terhadap titik netral. Tegangan Va, Vb, dan Vc
disebut tegangan “fase” atau Vfase.
Dengan adanya saluran / titik netral maka besaran tegangan fase
dihitung terhadap saluran / titik netralnnya, juga membentuk sistem tegangan 3
fase yang seimbang dengan magnitudenya (
3 dikali magnitude tegangan fasenya).
Vline
=
3 Vfase = 1,73 . Vfase.
Sedangkan untuk arus yang mengalirpada semua
fase mempunyai nilai yang sama,
Iline = Ifase
Ia =Ib =Ic
Hubungan Segitiga (delta,
, D)
Pada hubungan segitiga (delta,
, D) ketiga fase saling dihubungkan sehingga
membentuk hubungan segitiga 3 fase.
Dengan tidak adanya titik netral, maka besarnya tegangan saluran
dihitung antar fase, karena tegangan saluran dan tegangan fasa mempunyai
besar magnitude yang sama, maka:
Vline = Vfase
Tetapi arus saluran dan arus fasa tidak sama dan hubungan antara
kedua arus tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan hukum Kirchoff, sehingga
:
Iline =
Ifase =
1,73 . Ifase
Prosedure Pengecekan Panel Power Motor Listrik
Berikut ini prosedur pengecekan power motor
listrik
1.
Persiapan Peralatan
a.
Obeng
b.
Multimeter
c.
Kunci panel
d.
Kuas
e.
Safety shoes
f.
Helm
g.
Masker
2.
Safety Permit
3.
Pelaksanaan
a.
Pengukuran tegangan
Mengukur
tegangan menggunakan multimeter untuk mengetahui apa ada kebocoran atau tidak
adanya aliran listrik.
b.
Pengecekan kekencengan sekrup
Melakukan
pengencangan sekrup menggunakan obeng untuk menghindari terjadinya fong pada
kabel.
c.
Uji coba
Melakukan uji
coba motor bersama operator.
4.
Pembersihan Panel
Melakukan
pembersihan panel dari kotoran seperti debu dll.
5.
Laporan
3.2.7 Pengecekan Power
Crane Turbin #1
Prosedur Pengecekan Power Crane Turbin #1
Crane banyak
digunakan di industri untuk mengangkat barang atau mesin dengan menggunakan
tenaga motor listrik.
Berikut ini prosedur pengecekan power crane turbin #1
1.
Persiapan Peralatan
a.
Obeng
b.
Multimeter
c.
Kunci panel
d.
Kuas
e.
Safety Shoes
f.
Helm
g.
Masker
2.
Safety Permit
3.
Pelaksanaan
a.
Pengukuran tegangan
Mengukur
tegangan menggunakan multimeter untuk mengetahui apa ada kebocoran atau tidak
adanya aliran listrik.
b.
Pengecekan kekencangan sekrup
Melakukan
pengencangan sekrup menggunakan obeng untuk menghindari terjadinya fong
pada kabel.
c.
Uji coba
Melakukan uji coba crane
bersama operator.
4.
Pembersihan panel
Melakukan pembersihan panel dari
kotoran seperti debu dll.
5.
Laporan
3.2.8 Preventive Maintenance ID Fan #1 A
Preventive Maintenance
(pemeliharaan secara berkala) dilakukan dengan melaksanakan pengecekan kondisi
mesin. Tujuannya adalah untuk melakukan perawatan pada mesin atau peralatan
agar tidak cepat rusak. Selain itu preventive maintenance juga berfungsi untuk
memastikan bahwa alat atau mesin dalam keadaan normal atau mengalami kerusakan.
Berikut ini adalah prosedur preventive maintenance pada ID Fan #1 A.
Prosedur Preventive Maintenance ID Fan #1 A
1.
Pengecekan suhu
Melakukan pengecekan suhu motor
sebelum pelaksanaan.
2.
Persiapan peralatan
a.
Grease
b.
Majun
c.
Tongkat Statescope
d.
Helm
e.
Masker
f.
Safety shoes
3.
Safety Permit
4.
Pelaksanaan
a.
Melakukan grease pada bearing motor
Melakukan grease pada bearing
agar tidak mudah putus.
b.
Pengecekan suara motor
Hal ini dilakukan untuk mengetahui
suara motor.
c.
Pembersihan
Melakukan pembersihan area di
sekitar motor.
5.
Laporan
3.2.9 Preventive Maintenance Cell/Baterai
Pengertian Cell/Baterai
Cell/Baterai
adalah tempat penyimpanan arus listrik DC. Baterai pada PLTU memiliki total
tegangan 110 dan 220 V DC. Fungsinya sebagai listrik darurat apabila listrik
utama mengalami gangguan atau pemadaman secara tiba – tiba yang mengakibatkan
mesin – mesin berhenti bekerja.
Prosedur Preventive Maintenance
Cell/Baterai
1.
Persiapan peralatan
a.
Multimeter
b.
Majun
c.
Alat tulis
d.
Helm
e.
Masker
f.
Safety shoes
2.
Safety permit
3.
Pelaksanaan
a.
Pengecekan tegangan baterai
Melakukan
pengecekan tegangan baterai menggunakan multimeter.
b.
Pencatatan
Mencatat
hasil pengecekan.
4.
Pembersihan
Melakukan
pembersiahn area dari kotoran sampah atau debu.
5.
Laporan
3.2.10
Perbaikan Motor DC Oil Pump
Teori Dasar
Sistem
Pelumas PLTU Pacitan
Sistem pelumas (Lube oil System
) adalah sistem pelumas yang diatur oleh FG (Funtion group) Lube Oil
yang mengatur operasi Main Lube Oil Pump, Auxiliary Lube Oil Pump, dan Energency
Lube Oil Pump (DC Oil Pump) yang bertujuan menyediakan tekanan dengan
temperatur minyak yang tetap untuk bantalan (bearing) gas turbin dan
generator. Berikut adalah pompa yang digunakan dalam sistem pelumas.
Main
Lube Oil Pump
Pompa ini digunakan untuk melumas bearing
– bearing turbin dan generator ketika telah mencapai titik putar normalnya.
Auxiliary
Lube Oil Pump
Pompa di gerakkan oleh motor AC,
yang berfungsi sebagai suplai pada HP oil.
Energency
Lube Oil Pump (DC Oil Pump)
Pompa
ini digerakkan oleh motor DC yang disuplai dari cell/baterai. Pompa ini
berfungsi untuk mensuplai minyak pelumas dalam kondisi darurat, seperti saat
unit sedang mati, dimana tegangan AC hilang.
Prosedur
Perbaikan Motor DC Oil Pump
1.
Persiapan peralatan
a.
Multimeter
b.
Insulation tester
c.
Majun
d.
Kunci pas
e.
Kunci panel
f.
Obeng
g.
Tang
h.
Helm
i.
Masker
j.
Safety shoes
2.
Safety permit
3.
Pelaksanaan
a.
Pengukuran tahanan isolasi
Melakukan pengukuran tahanan isolasi dengan
menggunakan insulation tester.
b.
Pengukuran resisitansi
Melakukan pengukuran resistansi mengggunakan
multimeter.
c. Perbaikan
Melakukan
perbaikan sesuai hasi pengecekan. Jika rusak maka harus diganti.
d. Uji coba
Melakukan
uji coba bersama operator.
4. Pembersihan
Melakukan
pembersihan area dari kotoran sampah atua debu.
5. Laporan.
1.2.11
Merakit Rangkaian Pengoperasian Motor 3 Fase
TEORI DASAR
Pengertian Pengasutan
Pengasutan
adalah cara menjalankan pertama kali motor, tujuannya adalah agar arus strating
kecil drop tegangan masih dalam batas toleransi.
Macam – Macam Rangkaian Penngoperasian Motor 3 Fase
Ada
2 macam rangkaian pengoperasian motor 3 fase yaitu DOL (Direct On Line)
dan Star-Delta (Bintang –segitiga )
DOL (Direct On Line)
DOL
merupakan metode pengaturan yang paling dasar sekali dalam dunia
kendali-mengendalikan motor.
Ada dua rangkaian listrik yang membentuk
dari rangkai DOL ini :
a. Rangkaian daya yaitu rangkaian yang merupakan jalur tegangan utama
motor bias 220V, 380V,660V, bahkan 6,6 Kv, dan sebagainya. Aliran arus ke motor
ditentukan oleh kondisi anak kontak dari kontaktor utama.
b.
Rangkaian control yaitu rangkaian yang
digunakan untuk memutus atau menyambung aliran listrik ke motor melalui anak
kontak kontaktor utama. Kontaktor utama harus energize atau mendapatkan
tegangan suplai agar anak kontaknya berubah kondisi. Hal ini dicapai dengan
menekan tombol STRAT atau tertutupnya anak kontak NO dari relay
control jarak jauh di rangkaian control. Tegangan yang dipakai biasanya 110 dan
220 VAC.
3.2.8 Preventive Maintenance ID Fan #1 A
Preventive Maintenance
(pemeliharaan secara berkala) dilakukan dengan melaksanakan pengecekan kondisi
mesin. Tujuannya adalah untuk melakukan perawatan pada mesin atau peralatan
agar tidak cepat rusak. Selain itu preventive maintenance juga berfungsi untuk
memastikan bahwa alat atau mesin dalam keadaan normal atau mengalami kerusakan.
Berikut ini adalah prosedur preventive maintenance pada ID Fan #1 A.
Prosedur Preventive Maintenance ID Fan #1 A
1.
Pengecekan suhu
Melakukan pengecekan suhu motor
sebelum pelaksanaan.
2.
Persiapan peralatan
a.
Grease
b.
Majun
c.
Tongkat Statescope
d.
Helm
e.
Masker
f.
Safety shoes
3.
Safety Permit
4.
Pelaksanaan
a.
Melakukan grease pada bearing motor
Melakukan grease pada bearing
agar tidak mudah putus.
b.
Pengecekan suara motor
Hal ini dilakukan untuk mengetahui
suara motor.
c.
Pembersihan
Melakukan pembersihan area di
sekitar motor.
5.
Laporan
3.2.9 Preventive Maintenance Cell/Baterai
Pengertian Cell/Baterai
Cell/Baterai
adalah tempat penyimpanan arus listrik DC. Baterai pada PLTU memiliki total
tegangan 110 dan 220 V DC. Fungsinya sebagai listrik darurat apabila listrik
utama mengalami gangguan atau pemadaman secara tiba – tiba yang mengakibatkan
mesin – mesin berhenti bekerja.
Prosedur Preventive Maintenance
Cell/Baterai
1.
Persiapan peralatan
a.
Multimeter
b.
Majun
c.
Alat tulis
d.
Helm
e.
Masker
f.
Safety shoes
2.
Safety permit
3.
Pelaksanaan
a.
Pengecekan tegangan baterai
Melakukan
pengecekan tegangan baterai menggunakan multimeter.
b.
Pencatatan
Mencatat
hasil pengecekan.
4.
Pembersihan
Melakukan
pembersiahn area dari kotoran sampah atau debu.
5.
Laporan
3.2.10
Perbaikan Motor DC Oil Pump
Teori Dasar
Sistem
Pelumas PLTU Pacitan
Sistem pelumas (Lube oil System
) adalah sistem pelumas yang diatur oleh FG (Funtion group) Lube Oil
yang mengatur operasi Main Lube Oil Pump, Auxiliary Lube Oil Pump, dan Energency
Lube Oil Pump (DC Oil Pump) yang bertujuan menyediakan tekanan dengan
temperatur minyak yang tetap untuk bantalan (bearing) gas turbin dan
generator. Berikut adalah pompa yang digunakan dalam sistem pelumas.
Main
Lube Oil Pump
Pompa ini digunakan untuk melumas bearing
– bearing turbin dan generator ketika telah mencapai titik putar normalnya.
Auxiliary
Lube Oil Pump
Pompa di gerakkan oleh motor AC,
yang berfungsi sebagai suplai pada HP oil.
Energency
Lube Oil Pump (DC Oil Pump)
Pompa
ini digerakkan oleh motor DC yang disuplai dari cell/baterai. Pompa ini
berfungsi untuk mensuplai minyak pelumas dalam kondisi darurat, seperti saat
unit sedang mati, dimana tegangan AC hilang.
Prosedur
Perbaikan Motor DC Oil Pump
1.
Persiapan peralatan
a.
Multimeter
b.
Insulation tester
c.
Majun
d.
Kunci pas
e.
Kunci panel
f.
Obeng
g.
Tang
h.
Helm
i.
Masker
j.
Safety shoes
2.
Safety permit
3.
Pelaksanaan
a.
Pengukuran tahanan isolasi
Melakukan pengukuran tahanan isolasi dengan
menggunakan insulation tester.
b.
Pengukuran resisitansi
Melakukan pengukuran resistansi mengggunakan
multimeter.
c. Perbaikan
Melakukan
perbaikan sesuai hasi pengecekan. Jika rusak maka harus diganti.
d. Uji coba
Melakukan
uji coba bersama operator.
4. Pembersihan
Melakukan
pembersihan area dari kotoran sampah atua debu.
5. Laporan.
1.2.11
Merakit Rangkaian Pengoperasian Motor 3 Fase
TEORI DASAR
Pengertian Pengasutan
Pengasutan
adalah cara menjalankan pertama kali motor, tujuannya adalah agar arus strating
kecil drop tegangan masih dalam batas toleransi.
Macam – Macam Rangkaian Penngoperasian Motor 3 Fase
Ada
2 macam rangkaian pengoperasian motor 3 fase yaitu DOL (Direct On Line)
dan Star-Delta (Bintang –segitiga )
DOL (Direct On Line)
DOL
merupakan metode pengaturan yang paling dasar sekali dalam dunia
kendali-mengendalikan motor.
Ada dua rangkaian listrik yang membentuk
dari rangkai DOL ini :
a. Rangkaian daya yaitu rangkaian yang merupakan jalur tegangan utama
motor bias 220V, 380V,660V, bahkan 6,6 Kv, dan sebagainya. Aliran arus ke motor
ditentukan oleh kondisi anak kontak dari kontaktor utama.
b.
Rangkaian control yaitu rangkaian yang
digunakan untuk memutus atau menyambung aliran listrik ke motor melalui anak
kontak kontaktor utama. Kontaktor utama harus energize atau mendapatkan
tegangan suplai agar anak kontaknya berubah kondisi. Hal ini dicapai dengan
menekan tombol STRAT atau tertutupnya anak kontak NO dari relay
control jarak jauh di rangkaian control. Tegangan yang dipakai biasanya 110 dan
220 VAC.
Berikut ini adalah warning
rangkaian DOL
a. Rangkaian DOL biasa
b. Rangkaian DOL 2 tempat
c. Rangkaian DOL 2 arah putar
d. Rangkaian DOL bergnti
e.
Rangkaian DOL berurutan
Star-Delta (Bintang-Segitiga)
Star-Delta adalah sebuah rangkaian dari rancangan yang memiliki daya yang cukup
besar. Rangkaian ini sering digunakan untuk menjalankan atau mengoperasikan
motor 3 fasa. Dimana motor tersebut memiliki putaran dengan periode dan
frekuensi pada fasa yang sedemikian rupa.
Rangkaian
star-delta memerlukan 3 buah kontaktor magnet. Pada rangkaian ini 1
kontaktor sebagai kontaktor utama dan 2 lainya untuk kontaktor star dan delta.
Dalam indutri rangkaian ini biasanya untuk menngoperasikan motor dengan
tegangan kerja 1 – 6 Kv.
Berikut ini adalah gambar atau warning
rangkaian pengoperasian Star-Delta
Prosedur Merakit Rangkaian Pengoperasian Motor 3
Fase
1. Pembuatan gambar rangkaian
Membuat
gambar rangkaian pengoperasian motor pada kertas gambar.
2. Persiapan alat dan bahan
a. Tng
b. Obeng
c. Kontaktor
d. Timer
e. Kabel
f. Mcb
g.
push button
h.
thermal overload
3. Perakitan rangkaian
a. Pembacaan gambar rangkaian
Membaca
dan memahami gambar sebelum melakukan perakitan rangkaian.
b. Perakitan rangkaian
Merakit
rangkaian sesuai gambar dan kemudin diteliti ulang.
c. Uji coba
Melakukan
uji coba rangkaian apakah rangkaian bekerja atau tidak.
4. Pembersihan tempat
Membersihkan
area dari sis sampah yang dihasilkan selama kegiatan.
5. Laporan
1.2.11
Insulation Test Rotor Dan Stator Generator #1
Dasar
Teori
Megger (Mega ohm meter)
Megger
adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur nilai insulasi (resistensi)
suatu rangkaian. Pengukuran tahanan isolasi dengan menggunakan Megger
bertujuan untuk mengetahui bagus atau tidaknya tahanan isolasi pada alat
rangkaian.
Insulation Resistance (IR)
Insulation
Resistance (IR) adalah salah satu cara yang digunakan untuk mengetahui
kualitas isolasi dari suatu alat atau rangkaian.
Berikut ini adalah rumus untuk
mengetahui minimum resistansi insulasi:
IRmin =
(UN + 1)MΩ
Dimana:
IR min = Insulation Resistance
(tahanan isolusi) minimum (MΩ)
UN = Tegangan kerja mesin fasa – fasa
(kV)
Jika
nilai tahanan isolasi yang diukur (Insulation test) lebih rendah dari
nilai minimum yang diijinkan maka mesin tidak boleh dioperasikan dan perlu
perbaikan.
Polarization Index (PI)
Polarization
Index (PI) adalah salah satu cara yang digunakan untuk mengetahui kualitas
belitann (winding) akibat pengaruh lingkungan, seperti penyerapan air,
pengotoran debu, dll. Nilai PI dapat dihitunng secara matematis dapat di
gambarkan sebagai berikut :
1.
Persiapan peralatan
a.
Multimeter
b.
Insulation tester
c.
Majun
d.
Kunci pas
e.
Kunci panel
f.
Obeng
g.
Tang
h.
Helm
i.
Masker
j.
Safety shoes
2.
Safety permit
3.
Pelaksanaan
a.
Pengukuran tahanan isolasi rotor
Melakukan pengukuran tahanan isolasi dengan
menggunakan insulation tester.
b.
Pengukuran resisitansi
Melakukan pengukuran resistansi mengggunakan insulation
tester.
4.
Pembersihan
Melakukan
pembersihan area dari kotoran sampah atua debu.
5.
Laporan
BAB IV
PEMBAHASAN MASALAH
4.1 Permasalahan
Adapun
permasalahan yang dihadapi selama kegiatan adalah sebagai berikut.
a.
Kurang memahami kontraktor
b.
Kurang memahami tenang system 3 fase
c.
Kurang memahami motor
d.
Kurang memahami rangkaian pengoperasian motor3 fase
e.
Kurang memahami tentang pengukuran tahanan isolasi
4.2 Pemecahan
masalah
Sedangkan upaya
yang dilakukan untuk mengatasinya adalah sebagai berikut:
a.
Tidak segan bertanya pada pembimbing lapangan
b.
Mencari refensi di perpustakaan dan internet
c.
Praktek dengan pengarahan pembimbing lapangan
d.
Konsultasi dengan pembimbing sekolah
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Dengan adanya
praktek kerja industry membawa pengaruh yang sangat bagus peserta didik. Dengan
kegiatan ini segala ilmu atau teori yang telah didapatkan dapat diterapkan atau
diaplikasikan secara langsung di lapangan sehingga kebenaran dari suatu teori
dan analisa dapat dapat dibuktikan serta dapat menambah wawasan tentang segala
hal – hal baru yang tidak didapatkan sebelumnya. Selain ini dengan adanya
kegiatan praktek kerja industry peserta tidak hanya mendapatkan suatu pelajaran
tetapi juga memperoleh pengalaman.
Pengalaman ini dapat dijadikan sebagai
bekal untuk bekerja atau terjun ke dunia usaha / industri.
5.2
Saran
Untuk sekolah:
a.
Memberikan bekal yang matang kepada peserta PRAKERIN sebelum
diberangkatkan.
b.
Memberikan bimbingan dan pengarahan kepada peserta PRAKERIN selama kegiataan berlangsung.
Memberikan
layanan kepada peserta PRAKERIN dengan sebaik – baiknya.
Usaha perusahaan :
a.
Selalu memberikan bimbingan kepada peserta PRAKERIN apabila peserta
mengalami permasalahan selama kegiatan.
DAFTAR PUSAKA
Dwi
Cahyono,Iqbal. 2013.laporan Prakerin 2013/2014. Pacitan.
PT. PLN
Persero. 2013. Sistem PLTU. Jakarta: PT. PLN Persero.
SMK N 1
Sudimoro. 2016. Buku Pedoman Prakerin 2015/2016. Pacitan: SMK N 1
Sudimoro.
Budianto,Joni.2016.
Makalah Motor Listrik. Pacitan: PT. PJB UBJ O&M PLTU 1 jatim – Pacitan.
Aji
Nugroho,Bayu. 2014. Makalah Mesin Induksi 3 fase. Jakarta: STT PLN Jakarta.
Demikian Laporan Praktek Kerja Industri di PT. PJB UBJ O&M PLTU Pacitan semoga bermanfaat
Post a Comment
Post a Comment