Makalah Konflik Budaya di Indonesia
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr. Wb.
Puji
syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang
Konflik Budaya ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga
saya berterima kasih pada Bapak Murtono S.pd selaku Guru Pengajar mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Saya
sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai konflik antar suku yang sering terjadi di indonesia
yang merupakan akibat dari prasangka, diskriminasi dan etnosentrisme. Saya juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga
makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang
yang membacanya. Saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan saya mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
di masa depan.
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb.
Penyusun
Kelompok 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sebagai negara kepulauan terbesar
Indonesia memiliki banyak RAS, suku dan budaya beragam. Menurut badan riset,
data suku-suku yang ada di Indonesia mencapai kurang lebihnya lebih dari 300
kelompok suku atau etnik. Namun dikarenakan banyaknya suku yang berbeda dengan
budaya yang berbeda pula, seringkali terjadi konflik yang melibatkan konflik
anatar suku yang menjadi suatu perstiwa yang tidak bisa dihindarkan lagi.
Konflik merupakan hal atau masalah
yang lazim atau biasa terjadi di lingkungan masyarakat. Dimana lagi-lagi
perbedaan menjadi latar belakang yang mendasar dalam setiap konflik perang
antar suku di Indonesia. Peperangan antar suku akhir-akhir ini menjadi bahan
pekerjaan pemerintah untuk menetralisir kekisruhan yang sering terjadi
khususnya peperangan antar suku. Konflik tersebut terjadi karena saking beragam
nya suku-suku di Indonesia dan berawal dari banyaknya suku-suku yang ada
tersebut konflik-konflik pembeda atau masalah budaya yang berbeda dan variatif
mulai bermunculan.
Salah satu contoh dari konflik yang
sempat menarik perhatian adalah perang suku antara suku Dayak dan Madura.
Peperangan antara Suku Dayak dan Madura menimbulkan sebuah pergeseran moral
tentang bagaimana seharusnya saling menghargai perbedaan. Nyawa bukan lagi
menjadi hal yang mahal saat itu. Pemenggalan terhadap kepala manusia saat itu
seolah menjadi bukti bahwa kebencian telah benar-benar mengerikan. Penyebab
terjadinya perang kedua suku ini yaitu karena perbedaan budaya antara Suku
Dayak dan Suku Madura, perilaku yang tidak menyenangkan, pinjam meminjam tanah
dan ikrar perdamaian yang dilanggar. Kejadian ini memang telah lama berlalu.
Tapi konflik tersebut bagaimanapun akan tetap meninggalkan kesan mengerikan
yang mendalam bagi masyarakat kedua suku tersebut.
Setiap suku tentu memiliki budaya,
adat-istiadat dan kebiasaan tertentu yang beragam. Keanekaragaman tersebut
tentu memabawa dampak dan kosekuensi sosial yang beragam pula. Jika hal ini
tidak dapat disikapi dengan baik maka perbedaan tersebut justru akan terus
manjadi faktor utama penyebab terjadi perang antar suku.Setiap suku akan
menginterpretasikan budaya yang mereka miliki dalam lingkungannya sehingga
terciptalah stereotip yang dapat mengakibatkan lestarinya perbedaan. Penonjolan
strereotip suatu suku amat berbahaya. Namun faktanya, stereotip dan stigma
buruk itu tetap hidup. Bahkan, tanpa disadari kian meluas. Bahaya karena hal
ini dapat menimbulkan pepecahan perang antar suku pun menjadi hal yang tak bisa
dihindarkan.
Stereotip orang Madura dalam
pengetahuan orang Indonesia kadang identik dengan watak yang kasar dank keras.
Sering menyelesaikan masalah dengan carok, mengakhiri sengketa dengan cara duel
maut yang berunjung kematian. Penyebabnya adalah dendam atau pembalasan pihak
keluarga dan kerabat yang terluka hingga tewas. Walaupun stereotip itu keliru
dan berbahaya, hal tersebut seakan melekat dalam benak keindonesiaan kita.
Itulah yang sering memicu terjadinya kerusuhan etnis atau suku di Indonesia
bahkan berkembang menjadi perang antar suku.
Konflik sering terjadi di kalangan
masyarakat karena manusia makhluk sosial dan memiliki beragam pemikiran dan
cara masing-masing untuk bersosialisasi. Konflik tersebut biasanya terjadi
karena hal sepele seperti prasangka negatif tapi berhubung menyangkut RAS atau
budaya maka rasa simpati antar sesama budaya yang membuat peperangan tersebut
menjadi bukan hal yang sepele lagi bahkan hingga terjadinya perang antar suku.
Oleh karena itu saya memuat makalah dengan mengangkat judul Konflik Antar Suku
di Indonesia yang merupakan wujud dari prasangka, diskriminasi dan
etnosentrisme.
1.2
Ruang
Lingkup Penelitian
Makalah ini akan membahas konflik
antar suku di indonesia yang merupakan wujud dari prasangka, diskriminasi dan
etnosentrisme yang masih sangat melekat dalam budaya di indonesia. Selain itu
makalah ini akan membasa penyebab-penyebab lain yang menimbulkan konflik anatar
suku di indonesia serta contoh konflik antar suku yang ada atau pernah terjadi
di indonesia
1.3
Manfaat
dan Tujuan
Manfaat dari penulisan makalah ini
yaitu memberikan pengetahuan tetang konflik antar suku yang terjadi di
indonesia juga faktor penyebab terjadi konflik antar suku tersebut.
Sedangkan tujuan dari penulisan
makalah ini yaitu untuk menyadarkan masyarakat pentingnya untuk tidak berburuk
sangka, mendiskriminasi ataupun terlalu etnosentris yang menjadi penyebab utama
terjadinya konflik antar suku di indonesia.
BAB II
ISI
A. Pengertian Konflik
Secara umum pengertian Konflik adalah suatu masalah sosial
yang timbul karena adanya perbedaan pandangan yang terjadi di dalam masyarakat
maupun negara.
Pengertian Konflik menurut Robbins,
Konflik adalah suatu proses yang dimulai bila satu pihak merasakan bahwa pihak
lain telah memengaruhi secara negatif atau akan segera memengaruhi secara
negatif pihak lain.
Menurut Alabaness,
Pengertian Konflik adalah
kondisi yang dipersepsikan ada di antara pihak-pihak atau lebih merasakan
adanya ketidaksesuaian antara tujuan dan peluang untuk mencampuri usaha
pencapaian tujuan pihak lain.
Dari kedua pengertian konflik yang disampaikan pakar di
atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Konflik
adalah proses yang dinamis dan keberadaannya lebih banyak menyangkut persepsi
dari orang atau pihak yang mengalami dan merasakannya. Dengan demikian jika
suatu keadaan tidak dirasakan sebagai konflik, maka pada dasarnya konflik
tersebut tidak ada dan begitu juga sebaliknya.
B. Pengertian Suku
Menurut Ensiklopedi Indonesia Etnis berarti kelompok sosial
dalam sistem sosial atau kebudayaan yang mempunyai arti atau kedudukan tertentu
karena keturunan, adat, agama, bahasa, dan sebagainya. Anggota-anggota suatu
kelompok etnik memiliki kesamaan dalam hal sejarah (keturunan), bahasa (baik
yang digunakan ataupun tidak), sistem nilai, serta adat-istiadat dan tradisi.
C. Pengertian Indonesia
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang
terbentang di khatulistiwa sepanjang 3200 mil (5.120 km2) dan terdiri atas
13.667 pulau besar dan kecil. Nama Indonesia berasal dari bahasa Yunani, yaitu
Indo yang berarti Indoa dan Nesia yang berarti kepulauan.
D. Pengertian Konflik Antar Suku di
Indonesia
masalah sosial yang timbul karena adanya perbedaan pandangan
yang terjadi di dalam masyarakat maupun negara yang dilakukan oleh antar
berarti kelompok sosial dalam sistem sosial atau kebudayaan yang terjadi di
Indonesia
2.1
Faktor Penyebab Terjadinya Konflik
Antar Suku
Suatu konflik khususnya yang terjadi
antar suku umumnya didasari oleh tiga hal yaitu prasangka, diskriminasi, dan
etnosentrisme. Tiga hal ini menjadi faktor utama yang melatar belakangi
terjadinya koflik antar suku yang berujung kepada perang antar suku. Prasangka
yang buruk terhadap suku lain menjadi sangat umum di indonesia hal tersebut
dilatarbelakangi sikap etnosentrisme suatu suku. Sikap ini menimbulkan
prasangka terhadap suku lain sehingga terjadinya diskriminasi sosial.
Diskriminasi sosial yang berkelanjutan inilah yang dapat menimbulkan
konflik yang berujung kepada perang
antar suku.Selain disebabkan oleh ketiga hal itu beberapa ahli juga memaparkan
faktor-faktor lain yang menjadi penyebab terjadinya konflik antar suku.
Faturochman menyebutkan setidaknya
ada enam hal yang biasa melatarbelakangi terjadinya konflik etnis terjadi
disebuah tempat. Enam hal tersebut antara lain yakni:
1)
Kepentingan yang sama diantara
beberapa pihak
2)
Perebutan sumber daya
3)
Sumber daya yang terbatas
4)
Kategori atau identitas yang berbeda
5)
Prasangka atau diskriminasi
6)
Ketidakjelasan aturan
(ketidakadilan).
Konflik antar etnis yang terjadi
dapat dikatakan karena kepentingan beberapa oknum atau pihak yang memang
bertujuan untuk mengambil untung dari konflik tersebut. Etnis etnis yang saling
berkonflik sangat mudah di adu domba karena memang sumber daya manusia yang
terbatas. Dalam arti pendidikannya kurang dan tingkat ekonomi yang rendah.
Seharusnya dari masing masing kepala daerah yang ada di wilayah konflik
tersebut harus tegas membuat atau merealisikan kebijkan ketika terjadi sebuah
konflik antar etnis.
Dalam konteks Indonesia sendiri, kita kerap
kali mendengar terjadinya konflik antar etnis. Sebenarnya akar dari konflik ini
adalah keterbelakangan dari masyarakat di wilayah konflik tersebut. Sementara
itu, Sukamdi menyebutkan bahwa konflik antar etnik di Indonesia terdiri dari
tiga sebab utama,yaitu:
1)
Konflik muncul karena ada benturan
budaya
2)
Karena masalah ekonomi politik
3)
Karena kesenjangan ekonomi sehingga
timbul kesenjangan sosial.
Menurutnya konflik terbuka dengan
kelompok etnis lain hanyalah merupakan bentuk perlawanan terhadap struktur
ekonomi-politik yang menghimpit mereka sehingga dapat terjadi konflik diantara
yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan identitas sosial, dalam hal ini etnik
dan budaya khasnya, seringkali menimbulkan etnosentrisme yang kaku, dimana
seseorang tidak mampu keluar dari perspektif yang dimiliki atau hanya bisa
memahami sesuatu berdasarkan perspektif yang dimiliki dan tidak mampu memahami
perilaku orang lain berdasarkan latar belakang budayanya.
Sikap etnosentrisme yang kaku ini
sangat berperan dalam menciptakan konflik karena ketidakmampuan orang-orang
untuk memahami perbedaan.Sebagai tambahan, pengidentifikasian kuat seseorang
terhadap kelompok cenderung akan menyebabkan seseorang lebih berprasangka, yang
akan menjadi konflik.
Berdasarkan tulisan dari Stefan
Wolff, bahwa konflik etnis ini sebagian besar terjadi di wilayah Afrika, Asia,
serta sebagian Eropa Timur. Dikatakan bahwa negara-negara Eropa Barat serta
Amerika Utara tidak terpengaruh atas konflik etnis yang terjadi di dunia ini..
Asia dan Afrika adalah dua benua yang memiliki sejarah peradaban tertua di
dunia. dan secara tidak sengaja, kedua benua ini memiliki berbagai macam
etnis,ras, ataupun suku bangsa. Tentu saja hal ini tidak dapat ditemui di benua
Amerika yang merupakan “peradaban baru” bentukan Eropa. Peradaban-peradaban ini
sejak dahulu selalu terlibat perang suku. Celakanya, perang antar suku dan ras
yang terjadi ini menyimpan dendam diantara semua pihak yang bertikai dan masih
terbawa hingga kini.
Dengan demikian, Wolff menyimpulkan
bahwa “ethnic conflicts are based on ancient hatreds between groups fighting in
them and that”. Sebagian kecil konflik yang terjadi adalah akibat isu
kontemporer politik ataupun agama.
Makalah Konflik Budaya di Indonesia
Makalah Konflik Budaya di Indonesia
A.
Konflik
Sampit
Kerusuhan
yang terjadi di sampit hanyalah salah satu rangkaian peristiwa kerusuhan yang
terjadi oleh suku Madura yang sejak berdirinya Kalimantan Tengah telah melakukan
lebih dari 13 kali kerusuhan besar dan banyak sekali kerusuhan tersebut yang
mengakibatkan korban dari pihak Dayak. Sangat banyak kasus-kasus yang telah
memicu pertikaian antara kedua suku ini,yaitu :
1)
Pada tahun 1972, seorang gadis Dayak
diperkosa. Kasus tersebut hanya diselesaikan dengan hukum adat.
2) Tahun
1982 terjadi pembunuhan seorang Dayak oleh suku Madura, pelaku tidak tertangkap
karena kemungkinan pembunuh kembali ke pulau Madura.
3)
Tahun 1983, pengeroyokan satu orang
dayak oleh tiga puluh orang Madura, diadakan perdamaian antara kepala suku
Dayak dan Madura.
4)
Tahun 1996, seorang gadis Dayak
diperkosa di gedung bioskop Panala dan dibunuh dengan kejam dan sadis oleh
orang Madura, ternyata hukumannya ringan.
5)
Tahun 1997, di desa Karang Langit,
Barito Selatan orang Dayak dikeroyok oleh orang Madura dengan perbandingan
kekuatan 2:40,dengan skor orang Madura mati semua. Padahal orang Dayak pada
saat itu hanya ingin mempertahankan diri dari orang Madura yang jumlahnya
sangat banyak. Kasus ini ditutup dengan hukuman berat bagi orang Dayak.
6) Tahun
1997, anak laki-laki suku Dayak yang bernama Waldi tewas dibunuh oleh orang
Madura yang berjualan sate di daerah itu. Waldi tewas secara mengenaskan dengan
lebih dari tiga puluh tusukan di badannya.
7)
Tahun 1998, terjadi lagi
pengeroyokan orang Dayak oleh 4 orang Madura. Orang Dayak itu tewas. Kasus ini
tidak terselesaikan karena pengeroyok tidak dapat ditemukan karena kemungkinan
telah kembali ke asalnya.
8)
Tahun 1999, di
Palangka Raya, seorang petugas Tibum (ketertiban umum) dibacok oleh orang
Madura, pelakunya di tahan di Polresta Palangka Raya, namun besok harinya
datang sekelompok suku Madura menuntut agar temannya tersebut dibebaskan tanpa
tuntutan. Ternyata pihak Polresta Palangka Raya membebaskannya tanpa tuntutan
hukum.
9)
Tahun 1999, kembali
terjadi seorang Dayak dikeroyok oleh beberapa orang suku Madura karena masalah
sengketa tanah. Dua orang Dayak dalam perkelahian tidak seimbang itu mati semua.
Sedangkan pembunuh lolos, malahan orang Jawa yang bersaksi dihukum 1,5 tahun
karena dianggap membuat kesaksian fitnah terhadap pelaku pembunuhan yang
melarikan diri itu.
10)
Tahun 1999, di
Pangkut, ibukota Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin Barat, terjadi
perkelahian massal dengan suku Madura. Gara-gara suku Madura memaksa mengambil
emas pada saat suku Dayak menambang emas. Perkelahian itu banyak menimbulkan
korban pada kedua belah pihak, tanpa penyelesaian hukum.
11)
Tahun 1999, di Tumbang
Samba, terjadi penikaman terhadap suami-isteri bernama Iba oleh tiga orang
Madura. Pasangan itu luka berat. Dirawat di RSUD Dr. Doris Sylvanus, Palangka
Raya. Biaya operasi dan perawatan ditanggung oleh Pemda Kalteng. Namun para
pembacok tidak ditangkap, katanya? sudah pulang ke pulau Madura. Kronologis
kejadian tiga orang Madura memasuki rumah keluarga Iba dengan dalih minta
diberi minuman air putih, karena katanya mereka haus, sewaktu Iba menuangkan
air di gelas, mereka membacoknya,
saat istri Iba mau membela, juga di tikam. Tindakan itu dilakukan mereka
menurut cerita mau membalas dendam, tapi salah alamat.
12)
Tahun 2000, di
Pangkut, Kotawaringin Barat, satu keluarga Dayak mati dibantai oleh orang
Madura, pelaku pembantaian lari, tanpa penyelesaian hukum.
13)
Tahun 2000, di
Palangka Raya, 1 satu orang suku Dayak di bunuh oleh pengeroyok suku Madura di
depan gedung Gereja Imanuel, Jalan Bangka. Para pelaku lari, tanpa proses
hukum.
14)
Tahun 2000, di
Kereng Pangi, Kasongan, Kabupaten Kotawaringin Timur, terjadi pembunuhan
terhadap SENDUNG (nama kecil). Sendung mati dikeroyok oleh suku Madura, para
pelaku kabur, tidak tertangkap, karena lagi-lagi katanya sudah lari ke Pulau
Madura. Proses hukum tidak ada karena pihak berwenang tampaknya belum mampu
menyelesaikannya (tidak tuntas).
15)
Tahun 2001, di
Sampit (17 s/d 20 Februari 2001) warga Dayak banyak terbunuh karena dibantai.
Suku Madura terlebih dahulu menyerang warga Dayak.
16)
Tahun 2001, di
Palangka Raya (25 Februari 2001) seorang warga Dayak terbunuh diserang oleh
suku Madura. Belum terhitung kasus warga Madura di bagian Kalimantan Barat,
Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Suku Dayak hidup berdampingan dengan
damai dengan Suku Lainnya di Kalimantan Tengah, kecuali dengan Suku Madura.
Kelanjutan peristiwa kerusuhan tersebut (25 Februari 2001) adalah terjadinya
peristiwa Sampit yang mencekam.
Tidak
sedikit kasus pembunuhan orang dayak (sebagian besar disebabkan oleh aksi
premanisme Etnis Madura) yang merugikan masyarakat Dayak karena para tersangka
(kebetulan orang Madura) tidak bisa ditangkap dan di adili oleh aparat penegak
hukum. Etnis madura yang juga punya latar belakang budaya kekerasan ternyata
menurut masyarakat Dayak dianggap tidak mampu untuk beradaptasi (mengingat mereka
sebagai pendatang). Sering terjadi kasus pelanggaran “tanah larangan” orang
Dayak oleh penebang kayu yang kebetulan didominasi oleh orang Madura. Orang Dayak merasa sangat tersudut ditanahnya
sendiri. Mereka seolah tidak dilindungi dari pihak hukum. Sementara orang
Madura semakin merasa diatas angin di kota Sampit. Seakan mereka tidak peduli
akan perasaan warga lokal disana. Situsi semakin hari semakin panas. Orang
Madura mempunyai keinginan untuk menjadikan kota Sampit sebagai kota Sampang
ke-2. Mereka melupakan pepatah di tanah Borneo tersebut yaitu, ''dimana tanah
dipijak,disitu langit dijunjung''.
Pada tanggal 18
februari 2002 di sebuah pasar di kota Sampit,seorang ibu yang sedang hamil
dibunuh dengan kejam. Perutnya dibelah dan janin dalam perut ibu tersebut
dikeluarkan lalu dibuang. Darah dari seorang ibu dan janinnya tadi dijadikan
tinta untuk menulis di sebuah spanduk besar yang bertuliskan, ''Sampit sebagai
Sampang kedua''. Kejadian ini memang sepertinya telah direncanakan oleh pihak
Madura.Mereka juga berkeliling kota Sampit sambil meneriakkan ''Matilah kau
Dayak''.
Bom molotof pun
berjatuhan di rumah-rumah orang Dayak. Tidak sedikit juga mereka membakar rumah
orang Dayak. Orang Dayak menjadi takut dan mereka berlari masuk ke dalam hutan.
Kepala suku mereka telah sangat murka dan memberi ultimatum kepada orang bahwa
apabila dalam 3 hari mereka tidak keluar dari Sampit, maka Dayak akan memerangi
warga Madura. Sudah sangat banyak pengungsi dari pihak Madura dan Dayak. Lebih
dari 10.000 pengungsi telah diungsikan ke Surabaya dan ke Palangkaraya.
Ultimatum tadipun tidak dihiraukan oleh warga Madura sehingga terjadilah perang
etnis disana.
Suku Dayak berhasil
mengambil kembali rumahnya yang hampir diambil oleh suku lain.Banyak rumah yang
terbakar, toko-toko milik kedua etnis tadi lenyap serta kurang lebih 500 korban
tewas. Tidak ada yang menguntungkan bagi kedua belah pihak. Dalam kata lain
perang hanya meninggalkan tangis dan air mata, dan juga kenangan yang sangat
menyakitkan.
2.2 Solusi Penyelesaian Konflik Antar Etnis
Konflik antar etnis di Indonesia
harus segera diselesaikan dan harus sudah ada solusi konkritnya. Dalam bukunya
Wirawan dengan judul Konflik dan Menejemen Konflik, Teori, Aplikasi, dan
Penelitian menjelaskan bagaimana cara menyelesaikan konflik antar etnis yang
ada di sebuah Negara. Pertama, melalui Intervensi pihak ketiga. Dimana
keputusan intervensi pihak ketiga nantinya final dan mengikat. Contoh adalah
pengadilan. Kedua, Mediasi. Mediasi ini adalah cara penyelesaian konflik
melalui pihak ketiga juga yang disebut sebagai mediator. Ketiga, Rokosialisasi.
Proses penyelesaian konflik dengan transormasi sebelum konflik itu terjadi,
dimana masyarakat pada saat itu hidup dengan damai.
Adapun cara lain dalam menyelesaikan
konflik yang ada, yakni:
1) Konflik Itu Harus di Management Menuju Rekonsiliasi
Konflik memang bukan sesuatu yang diharapkan oleh setiap
orang yang hidup di dunia ini. Apa lagi konflik yang bernuansa karena perbedaan
agama yang dianut dan pebedaan etnis. Konflik yang demikian itu memang suatu
konflik yang sangat serius. Untuk meredam wajah bahaya dari konflik itu, maka
konflik itu harus dimanagement agar ia berproses ke arah yang positif. Dr. Judo
Poerwowidagdo, MA. Dosen Senior di Universitas Duta Wacana Yogyakarta
menyatakan bahwa proses konflik menuju arah yang positif itu adalah sbb: Dari
kondisi yang “Fight” harus diupayakan agar menuju Flight. Dari kondisi Flight
diupaykan lagi agar dapat menciptakan kondisi yang Flaw. Dari Flaw inilah baru
diarahkan menuju kondisi Agreement, terus ke Rekonsiliasi. Karena itu,
masyarakat terutama para pemuka agama dan etnis haruslah dibekali ilmu
Management Konflik setidak-tidaknya untuk tingkat dasar.
2) Merubah Sistem Pemahaman Agama
Konflik yang bernuansa agama bukanlah karena agama yang
dianutnya itu mengajarkan untuk konflik. Karena cara umat memahami ajaran
agamanyalah yang menyebabkan mereka menjadi termotivasi untuk melakukan
konflik. Keluhuran ajaran agama masing-masing hendaknya tidak di retorikakan
secara berlebihan.
Retorika yang berlebihan dalam mengajarkan agama kepada umat
masing-masing menyebabkan umat akan merasa dirinya lebih superior dari pemeluk
agama lain. Arahkanlah pembinaan kehidupan beragma untuk menampilkan
nilai-nilai universal dari ajaran agama yang dianut. Misalnya, semua agama
mengajarkan umatnya untuk hidup sabar menghadapi proses kehidupan ini. Menjadi
lebih tabah menghadapi berbagai AGHT (ancaman, gangguan, hambatan dan
tantangan) dalam menghadapi hidup ini. Rela berkorban demi kepentingan yang
lebih mulia. Tidak mudah putus asa memperjuangkan sesuatu yang benar dan adil.
Tidak mudah mabuk atau lupa diri kalau mencapai sukses.
Orang yang sukses seperti menjadi kaya, pintar, menjadi
penguasa, cantik, cakep, memiliki suatu power, merasa diri bangsawan. Semuanya
itu dapat menyebabkan orang menjadi mabuk kalau kurang waspada membawa diri.
Hal-hal yang seperti itulah yang sesungguhnya lebih dipentingkan oleh
masyarakat bangsa kita dewasa ini.
3) Mengurangi Penampilan Berhura-Hura dalam Kehidupan Beragama.
Kegiatan beragama seperti perayaan hari raya agama, umat
hendaknya mengurangi bentuk perayaan dengan penampilan yang berhura hura. Hal
ini sangat mudah juga memancing konflik. Karena umat lain juga dapat terpancing
untuk menunjukan existensi dirinya bahwa ia juga menganut agama yang sangat
hebat dan luhur.
4) Redam Nafsu Distinksi
Untuk Menghindari Konflik Etnis.
Setiap manusia memiliki nafsu atau dorongan hidup dari dalam
dirinya. Salah satu nafsu itu ada yang disebut nafsu Distinksi. Nafsu Distinksi
ini mendorong seseorang untuk menjadi lebih dari yang lainya. Kalau nafsu ini
dikelola dengan baik justru akan membawa manusia menjadi siap hidup bersaing.
Tidak ada kemajuan tanpa persaingan. Namun, persaingan itu adalah persaingan
yang sehat. Persaingan yang sehat itu adalah persaingan yang berdasarkan
noram-norma Agama, norma Hukum dan norma-norma kemanusiaan yang lainya. Namun,
sering nafsu Distinksi ini menjadi dasar untuk mendorong suatu etnis bahwa
mereka adalah memiliki berbagai kelebihan dari etnis yang lainya.
Nafsu Distinksi ini sering membuat orang buta akan berbagai
kekuranganya. Hal inilah banyak orang menjadi bersikap sombong dan exlusive
karena merasa memiliki kelebihan etnisnya. Untuk membangun kebersamaan yang
setara, bersaudara dan merdeka mengembangkkan fungsi, profesi dan posisi, maka
dalam hubungan dengan sesama dalam suatu masyarakat. Dengan demikian semua
pihak akan mendapatkan manfaat dari hubungan sosial tersebut. Di samping
mendapatkan sahabat yang semakin erat, juga mendapatkan tambahan pengalaman
positif dari sesama dalam pergaulan sosial.
Dengan melihat kelebiihan sesama maka akan semakin tumbuh
rasa persahabatan yang semakin kekal. Kalau kita lihat kekurangannya maka kita
akan terus merasa jauh dengan sesama dalam hubungan sosial tersebut
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Beragamnya suku, agama, ras, dan
golongan membuat Indonesia sebagai bangsa yang rawan konflik. Dari ujung timur
sampai ujung barat bangsa ini sering kali terdengar jerit tangis bahkan tetesan
darah menyelimuti Tanah Air. Kalau konflik etnis itu terjadi terus terusan
dalam sebuah Negara, maka Negara tersebut dapat dikatakan tidak bisa
menciptakan ketentraman dan keamanan dalam negerinya. Maka dari itu masalah
konflik etnis perlu diselesaikan secara cepat oleh pemerintah. Karena selain
Negara yang mengalami kerugian, masyarakat sekitar daerah konflik tersebut pun
akan mengalami kerugian pula
Faktor faktor yang melatarbelakangi terjadinya
konflik etnis seperti, kepentingan yang sama diantara beberapa pihak, perebutan
sumber daya, sumber daya yang terbatas, kategori atau identitas yang berbeda,
prasangka atau diskriminasi harus diselesaikan secara demokratik.
Cara-cara seperti rekonsialisasi dan
mediasi harus dikedepankan. Penyelesaian konflik tanpa kekerasan inilah yang
harus dilakukan, agar tidak jatuh banyak korban. Kalau masalah konflik antar
etnis telah bisa diselesaikan dengan baik, Negara dan masyarakatnya akan hidup
tenang, tentram, dan aman. Saling menganggap bahwa satu sama lain yang ada
didalam Negara adalah saudara.
DAFTAR PUSTAKA
Pandu Wibowo. Konflik antar etnis penyebab dan solusi. Kompasiana. 28 Juni 2014 [dikutip 27 November 2015]. Tersedia dari :http://www.kompasiana.com/pandu_wibowo/konflik-antar-etnis-penyebab-dan-solusi_54f6d84fa33311ea608b4a5e
Febrio Valentino.Perang Sampit. Kupasiana. Mei 2013 [dikutip 27 November 2015]. Tersedia dari : http://kupasiana.psikologiup45.com/2013/05/perang-sampit_2.html
Anhar Wahyu. Perang Suku di Lampung Sebuah Dendam Lama. Personal Website News. 30 Oktober 2012 [dikutip 27 November 2015]. Tersedia dari : http://www.lintasberita.web.id/perang-suku-di-lampung-sebuah-dendam-lama/
Saatnya yang muda. Sejarah Konflik Poso. Saatnya yang Muda. 28 Januari 2009[dikutip 27 November 2015]. Tersedia dari : https://saatnyayangmuda.wordpress.com/2009/01/28/sejarah-konflik-poso/
Anne Ahira. Berbagai kasus perang antarsuku di Indonesia dan penyelesaiannya.Tak tau. Tau untuk berbagi anneahira untuk Indonesia. 28 Juni 2012 [dikutip 27 November 2015]. Tersedia dari : http://www.anneahira.com/perang-antarsuku-di-indonesia.htm
Ali. Pengertian konflik, macam-macam konflik dan faktor-faktor konflik. Kumpulan Pengertian Menurut Para Pakar. Maret 2015 [dikutip 27 November 2015]. Tersedia dari : http://www.pengertianpakar.com/2015/03/pengertian-konflik-faktor-penyebabnya.html#_
Lepank. Pengertian Etnis atau Suku. Kamus Pengertian Arti Definisi Menurut Para Ahli Terlengkap. Agustus 2012 [dikutip 27 November 2015]. Tersedia dari : http://www.lepank.com/2012/08/pengertian-etnis-atau-suku.html
Albion Bengkirai. Konflik Antar Suku di Indonesia. This WordPress.com site is the bee's knees.20 Juni 2014 [dikutip 27 November 2015]. Tersedia dari : https://albionbengkirai.wordpress.com/2014/06/20/konflik-antar-suku-di-indonesia-tugas-ibd-4/
Bagianku. Inilah pengertian dan definisi Indonesia menurut Para Ahli.Blog network. 28 Desember 2013 [dikutip 27 November 2015]. Tersedia dari : http://bagian-ku.blogspot.co.id/2013/12/inilah-pengertian-dan-definisi.html
Demikian Makalah Konflik Budaya di Indonesia, semoga bermanfaat.
Post a Comment
Post a Comment