Setelah sebelumnya saya share Analisis Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Novel Biola Tak Berdawai dan Analisis Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Novel Ketika Cinta Bertasbih, maka pada kesempatan kali ini saya akan berbagi tentang Analisis Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Novel Laskar Pelangi. Semoga dapat sedikit membantu teman-teman...
HALAMAN PERSEMBAHAN
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang maha kuasa, khalik langit dan bumi. Karena
dengan penyertaan-Nyalah sehingga tugas Karya Tulis Ilmiah untuk tugas ujian
praktek kelas _______ini dapat
terselesaikan. Dalam Karya Tulis Ilmiah ini penulis memasukkan beberapa hal
tentang unsur-unsur novel agar
kita semua dapat mengetahui materi bahasa indonesia yang terdapat pada novel dan
sebagai pembelajaran eksternal.
Tugas
ini pun dapat membantu para siswa agar semakin menguasai dan mengerti hal-hal
yang akan di bahas dan dapat mengetahui solusi yang dapat dilakukan untuk
masalah yang dibahas didalamnya.
Penulis
mengucapkan terima kasih kepada Guru Pembimbing Bahasa Indonesia, karena berkat
bimbingan dan pengarahan dari beliau sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
terselesaikan. Penulis berharap bahwa Karya Tulis Ilmiah ini dapat berguna bagi
pembelajaran moral dan sesuai dengan kata orang bijak, tidak ada yang sempurna
dalam hidup. Oleh karena itu, kritik dan saran dari segala pihak kami terima
dengan senang senyum ketulusan.
HALAMAN PENGESAHAN
Sepenuhnya Karya Tulis Ilmiah untuk tugas ujian praktek kelas ________ ini yang saya rangkai, saya susun
dan saya selesaikan ini telah mendapatkan pengesahan dan persetujuan dari
pihak-pihak yang terlibat dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah.
Dibawah ini adalah bukti dari tanda tangan pengesahan dan persetujuan dibuatnya
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Laskar
Pelangi”
Telah Disetujui dan Disyahkan Oleh :
Pembimbing
MUKONG SP.d
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan
Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat-Nya karya tulis ilmiah yang
berjudul “Laskar Pelangi”” dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.Karya Tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi tugas ujuan praktek kelas XII MIS-1. Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis mengambil materi dari internet dan buku-buku.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna dan perlu pendalaman lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Penulis berharap semoga gagasan pada karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para pelajar pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
ABSTRAKSI
Makalah ini berjudul “Laskar Pelangi”. Analisis adalah kajian yang dilaksanakan
terhadap sebuah bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut secara
mendalam. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui usur intrinsic dan
ekstrinsik novel. Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari
dalam atau menurut dirinya (karya sastra itu sendiri). Unsur ekstrinsik adalah
unsur yang membangun cerita dari luar. unsur ekstrinsik dapat dilihat dari
pengaruh-pengaruh luar dari struktur novel sendiri seperti kebudayaan, agama,
politik, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan pengarang.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Karya
tulis di Indonesia suadah mulai digemari oleh para remaja pada masa kini,
termasuk karaya tulis Novel. Novel adalah karya prosa fiksi yang mengangkat
permasalah yang kompleks dan luar biasa dari kehidupan tokoh-tokonya. Novel
sendiri dibagi menjadi dua , yaitu Novel Indonesia dan terjemahan. Namun, dari
kedua Novel tersebut tetap mempertahankan unsur-unsur instrinsik dan
ekstrinsik. Uinsur instrinsik terdiri dari tema, alur, latar, tokoh,
pertokohan, sudut pandang dan amanat. Sedangkan unsur ekstrinsik terdiri dari
latar belakang pengarang, aspek-aspek sosial, ekonomi dan pendidikan serta
semangat zaman, atmosfer atau iklim tertentu.
Pengetahuan akan unsur yang membentuk
karya satra pun sangat diperlukan untuk
memehami karya sastra secara
Menyeluruh.
Tanpa pengetahuan akan unsur-unsur yang membangun karya satra, pengetahuan kita
akan dangkal. Sehingga. Maksud serta makna yang disampaikan pengarang
kemungkinan tidak akan tertangkap pembaca.
Maka dari itu, Penulis akan membantu
menjelaskan makna yang ada pada Novel “Laskar
Pelangi” kepada para pembaca yang ingin mengetahui lebih dalam
tentang unsur instrinsik dalam Novel tersebut.
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan
latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1.
Apakah yang di makasud unsur instrinsik sesuai dengan
kaidah bahasa indonesia yang baik dan
benar?
2.
Mengapa unsur instrinsik Dalam sebuah Novel Laskar Pelangi
perlu dianalisis?
3.
Bagaimana unsur-unsur instrinsik dalam
Novel Laskar Pelangi?
1.3 PEMBATASAN
MASALAH
Berdasarkan
identifikasi masalah tersebut, maka penulis akan membatasi masalah pada nomor 3
yaitu :
“Bagaimana
unsur-unsur instrinsik dalam Novel Laskar
Pelangi”
1.4
PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pembatasan masalah di
atas, maka dapat dirumuskan mengenai unsur instrinsik dan ekstrinsik pada novel
sesuai dengan kaidah bahasa indoinesia yang baik dan benar
1.
Bagaimana
unsur intrinsik (tema, plot, latar, penokohan, sudut pandang pengarang, gaya
bahasa dan amanat) yang terkandung dalam novel Laskar Pelangi?
2.
Bagaimana
unsur ekstrinsik yang terkandung dalam novel Laskar Pelangi?
1.5
TUJUAN PEMBAHASAN
Secara umum pembahasan Karya Tulis
Ilmiah ini bertujuan mendiskripsikan tentang ” Laskar Pelangi”
untuk menambah wawasan kepada para siswa pada khususnya dan para masyarakat
pada umumnya, dan semua pembaca yang budiman.
1.6
KEGUNAAN PEMBAHASAN
Berdasarkan
perumusan masalah tersebutkegunaan pembahasan ini adalah sebagai berikut.
1. Agar
para pembaca dapat pmengetahui unsur instrinsik
pada Novel Laskar Pelangi.
2. Agar
pembaca dapat menambah wawasan dan pengetahuan
dalam
unsur Laskar Pelangi.
BAB II
KAJIAN TEORI
KAJIAN TEORI
2.2 Diskripsi Teori
A.
Hakikat Novel
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia edisi II yang dimaksud dengan Novel adalah
berupa karangan prosa yang panjang dan menceritakan sebuah kisah.
Pengertian
Novel Menurut Para Ahli
Ada beberapa pengertian novel menurut para ahli
yang diantaranya yaitu:
Menurut Abrams “Via Nurgiyantoro, 2009:9”
Istilah novel berasal dari bahasa Itali
novella yang mengandung makna harfiah sebuah barang baru yang kecil, yang
kemudian diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa.
Menurut Nurgiyantoro, “2009:10”
Menambahkan bahwa dewasa ini novel
dideskripsikan sebagai sebuah karya prosa fiksi yang cukup panjang tidak
terlalu panjang namun tidak terlalu pendek.
Menurut Scholes “Via Junus, 1984:121”
Novel ialah sebuah cerita yang
berkaitan dengan peristiwa nyata atau fiksional yang dibayangkan pengarang
melalui pengamatannya terhadap realitas.
Menurut Aristoteles “Via Hartoko, 1984:17”
Mengemukakan bahwa sastra bukanlah
jiplakan dari kenyataan, melainkan sebuah ungkapan atau perwujudan mengenai
universalia atau konsep-konsep umum.
Menurut Esten, “1984:9”
Dalam proses penciptaan karya sastra,
seorang pengarang berhadapan dengan kenyataan yang ditemukan dalam masyarakat
“realitas objektif” dalam bentuk peristiwa-peristiwa, norma-norma atau tata
nilai, pandangan hidup dan aspek lain dalam masyarakat.
Menurut Wellek & Warren, “1993:140”
Unsur karya sastra dapat
diklasifikasikan menjadi unsur bentuk dan unsur isi. Unsur bentuk ialah semua
elemen linguis yang digunakan untuk menuangkan isi ke dalam unsur fakta cerita,
sarana cerita, tema sastra, sedangkan unsur isi ialah ide dan emosi yang
dituangkan ke dalam karya sastra.
Novel seringkali dipertentangkan dengan
cerpen, perbedaannya ialah bahwa cerpen menitikberatkan pada intensitas,
sementara novel cenderung bersifat meluas “expands”. Novel yang baik cenderung
menitikberatkan pada kemunculan complexity, yaitu kemampuan menyampaikan
permasalahn yang kompleks secara penuh, mengkreasikan sebuah dunia yang “jadi”,
berbeda dengan cerpen yang bersifat implisit yaitu menceritakan masalah secara
singkat.
Menurut Dr. Nurhadi & Dr. Dawud
Novel ialah suatu bentuk karya sastra
yang nilai-nilai budaya, sosial, moral dan pendidikan.
Menurut Drs. Rostamaji, M.Pd
Novel ialah suatu karya sastra yang
memiliki dua unsur yaitu intrinsik dan eksrinsik keduanya saling terkait
sebagai pengaruh timbal balik dalam literatur.
Menurut Dra. Abdul Roni, M. Pd
Novel ialah bentuk karya sastra yang
nilai-nilai budaya, sosial, pendidikan dan moral.
Menurut Paulus Tukam, S.pd
Novel ialah karya sastra dalam bentuk
prosa dan memiliki unsur-unsur intrinsik di dalamnya.
Menurut Agus Priantoro, S.Pd
Novel ialah karya sastra yang memiliki dua
unsur, yaitu intrinsik dan ekstrinsik keduanya saling terkait sebagai pengaruh
timbal balik dalam literatur.
Menurut Drs. Jakob Sumardjo
Novel ialah bentuk sastra yang sangat
populer di dunia, bentuk sastra salah satu yang paling banyak beredar dan
dicetak, karena masyarakat dalam yang sangat luas.
Menurut Drs. Yuni Pratiwi, M.Pd
Novel ialah sebuah bentuk sastra yang
nilai-nilai budaya, sosial, pendidikan dan moral.
Menurut Wikipedia
Novel ialah sebuah karya fiksi prosa yang
ditulis dalam narasi, biasanya dalam bentuk cerita.
Menurut KBBI
Novel karangan prosa yang panjang
mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya
dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.
Novel sebagai salah satu jenis karya sastra memiliki ciri yang berbeda dibandingkan dengan karya sastra lain. Berikut adalah ciri-ciri novel:
- Novel
terdiri minimal 35.000 kata atau 100 halaman
- Terdapat
lebih dari satu pelaku yang diceritakan
- Terdapat
lebih dari satu efek dan emosi
- Novel
mempunyai alur cerita yang kompleks
- Terkadang
muncul tema sampingan selain tema utama
Novel terdiri dari beragam jenisnya, bergantung pada kelompoknya masing-masing. Novel dibedakan berdasarkan genre, isi dan tokohnya, serta kebenaran ceritanya. Berikut adalah uraian dari masing-masing jenis novel.
Novel
Berdasarkan Genre
Berdasarkan genre atau jenis ceritanya, novel
terbagi menjadi 5 jenis yaitu novel romantis, novel misteri, novel komedi,
novel horor, dan novel inspiratif.
1.
Novel Romantis : novel yang menceritakan
kisah-kisah percintaan. Contoh: Ayat-ayat Cinta, Ketika Cinta Bertasbih.
2.
Novel Misteri : novel yang menceritakan
kisah-kisah misteri dan menimbulkan rasa penasaran pembaca karena penuh dengan
teka teki. Contoh: Sherlock Holmes.
3.
Novel Komedi : novel yang memuat unsur-unsur
humor sehingga membuat para pembaca terhibur. Contoh: Kambing Jantan.
4.
Novel Horor : novel yang memberikan efek
menegangkan bagi pembaca. Cerita yang disajikan dalam novel ini biasanya cerita
seram, bisa berupa hal mistis atau gaib. Contoh: Bangku Kosong.
5.
Novel Inspiratif : novel yang berisi
kisah-kisah inspiratif. Jenis novel ini ditujukan untuk memberikan pesan moral
atau membangkitkan motivasi para pembaca. Contoh: Laskar Pelangi.
Novel
Berdasarkan Isi dan Tokohnya
Berdasarkan isi novel dan tokoh yang
diceritakan, novel terbagi menjadi 4 jenis yaitu novel teenlit, novel chicklit,
novel songlit, dan novel dewasa.
1.
Novel Teenlit : novel yang ditujukan untuk para
remaja. Segala yang diceritakan dalam novel jenis ini disesuaikan dengan
karakter dan tumbuh kembang remaja. Biasanya topik cerita untuk jenis novel ini
adalah tentang cinta dan persahabatan. Contoh: Dealova, Paris I’m in Love.
2.
Novel Chicklit : novel ini mempunyai tingkatan
lebih tinggi dari novvel teenlit. Jenis novel ini menceritakan mengenai wanita
muda dan segala permasalahan yang dihadapi. Contoh: Testpack, Miss Jutek, Klub
Santap Malam Rahasia.
3.
Novel Songlit : novel yang dibuat dari sebuah
lagu. Biasanya, alur cerita dalam novel ini dikembangkan dari sebuah lagu yang
sedang hits atau bermakna mendalam. Contoh: Sebelum Cahaya, Lelaki Buaya Darat.
4.
Novel Dewasa : jenis novel ini diperuntukkan
hanya untuk orang dewasa. Hal ini dikarenakan isi dari jenis novel ini biasanya
berhubungan dengan unsur sensualitas orang-dewasa. Contoh: Saman dan Larung.
Novel
Berdasarkan Kebenaran Cerita
Berdasarkan kebenaran cerita, novel terbagi
menjadi novel fiksi dan novel non fiksi.
1.
Novel Fiksi : jenis novel yang bercerita
tentang hal fiktif atau khayalan semata, dan tidak pernah terjadi dalam
kehidupan nyata. Kefiktifan ini juga termasuk tokoh, alur, dan latar yang
digunakan dalam novel saja. Contoh: Harry Potter.
2.
Novel Non Fiksi : jenis novel yang bercerita
tentang kejadian nyata. Biasanya jenis novel ini merupakan kisah sejarah atau
pengalaman seseorang. Contoh: Laskar Pelangi.
Novel adalah kumpulan peristiwa yang
diceritakan oleh peneliti dan peristiwa tersebut terkait erat dengan
kepribadian itu yang beraneka ragam.
B. Hakikat Unsur
ü Unsur intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari dalam atau
menurut dirinya (karya sastra itu sendiri).
a. Sinopsis
Sinopsis novel adalah singkatan cerita novel.
Ringkasan novel adalah bentuk pemendekan
dari sebuah novel dengan tetap memperhatikan unsur-unsur instrinsik novel tersebut.
b. Judul
Judul merupakan
bagian dari unsur intrinsik cerita yang fungsinya sebagai penarik perhatian
orang untuk membaca sebuah tulisan.
c. Tema
Tema adalah pokok pikiran atau pembicaraan
dalam sebuah cerita yang hendak disampaikan pengarang melalui jalinan cerita.
Menurut M.S Hutagalung, tema adalah persoalan yang berhasil menduduki tempat
utama. Tema dibagi dua, yaitu : tema minor dan tema mayor. Tema minor adalah
tema dari beberapa adegan yang ada di cerita. Sedangkan tema mayor adalah
kumpulan dari tema minor yang menonjol.
d. Penokohan
Pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita
fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita disebut dengan
tokoh. Sedangkan cara pengarang menampilkan tokoh atau pelaku itu disebut
dengan penokohan.
Penokohan ada dua, yaitu:
a). Penokohan
Berdasarkan Pentingnya Keterlibatan dalam Cerita
1. Tokoh
utama (main character)
Tokoh yang membawa pesan dari cerita yang
dimainkan dan tokoh yang diutamakan penceritaannya atau tokoh yang berperan
penting dalam cerita.
2. Tokoh
tambahan (peripheral character)
Yaitu tokoh yang tidak memiliki peranan penting
dalam cerita yang fungsinya melayani, melengkapi, mendukung tokoh utama dalam
menjalankan tugasnya. Penceritaan mengenai dirinya relatif pendek dan
tidak mendominasi. Tokoh tambahan dibagi menjadi dua:
1). Tokoh
tambahan sekunder : Tokoh tambahan
yang dekat
dengan tokoh utama.
2). Tokoh
tambahan komplemen : Tokoh tambahan
yang tidak
dekat dengan tokoh utama.
b). Penokohan
Berdasarkan Keterlibatan dalam Cerita
1. Tokoh
nyata (Real Character)
: Tokoh yang benar-benar
muncul dalam cerita dan
ikut berperan dalam
cerita.
2. Tokoh
Maya (Appereance Character) : Tokoh yang keberadaannya
hanya
disebut-sebut
saja.
c). Penokohan
Dilihat dari Fungsi Penampilan Tokoh Menurut tokohnya dibagi tiga:
1. Tokoh
Protagonis
Tokoh yang dikagumi oleh pembaca karena
menampilkan sesuatu yang sesuai dengan pandangan pembaca. Tokoh
protagonist memberikan empati, simpati, dan melibatkan diri secara emosional
dengan pembaca.
2 Tokoh
Antagonis
Tokoh yang menyebabkan terjadinya
konflik. Tokoh antagonis sering kali tidak disenangi oleh pembaca
karena tidak sesuai dengan apa yang diidamkan pembaca.
3. Tokoh
Tritagonis
Tokoh yang menjadi penengah antara tokoh
protagonist dan antagonis.
d) Penokohan
Berdasarkan Perwatakannya
1. Tokoh
sederhana (simple/flat)
Tokoh yang hanya memiliki satu kualitas
priba
2. Tokoh
bulat (complex)
Tokoh yang memiliki karakter yang kompleks, antara
nafsu, kebutuhan dan kewajiban serta konflik lainnya sehingga memiliki
banyak konflik.
e). Perwatakan
:
Yaitu penggambaran watak atau sifat tokoh dalam
cerita. Untuk mengetahui watak tokoh dalam film ada dua cara :
a). Analitik
Watak tokoh tertulis secara jelas di dalam
sebuah cerita.
b). Dramatik
Watak dari masing-masing tokoh tidak tetulis
secara langsung dalam sebuah cerita. Untuk mengetahui watak tokoh yang
digambarkan secara dramtik bisa dilihat melalui gerak-gerik (tingkah laku)
tokoh, cara berpakaian dan berdandan tokoh, tempat di mana tokoh itu berada, cara berbicara tokoh dll.
Watak
juga dibedakan menjadi 2 :
a). Statis
Tokoh yang tidak berkembang. Tokoh statis hanya memiliki satu
watak tanpa mengalami perubahan. Apabila pengarang menggambarkannya
sebagai seorang tokoh putih, maka sampai akhir cerita ia masi tetap menjadi
tokoh putih.
b). Dinamis
Tokoh yang mengalami perkembangan. Tokoh
berkembang mengalami perubahan watak. Apabila ia diciptakan oleh
pengarang sebagai tokoh putih, bisa saja
di tengah atau akhir cerita ia berubah menjadi tokoh hitam atau sebaliknya.
f. Alur
Cerita
Alur dibagi menjadi lima tahapan, antara lain:
a). Situation
Tahap pelukisan atau pengenalan cerita mulai
dari tokoh-tokoh hingga situasi atau latar ceritanya. Tahapan ini dapat
berisi paparan, gawatan dan rangsangan
dalam cerita.
b). Rising Action
Tahap cerita dimulai dan ditandai dengan
pelibatan tokoh lain.
c). Generating Circumtenses
Tahap dimana mulai muncul konflik dari
peristiwa-peristiwa yang ada pada tahap sebelumnya.
d). Conflict
Tahap permasalahan utama yang terjadi di dalam
cerita.
e). Climax
Tahap dimana konflik yang terjadi sudah
mencapai puncaknya.
f). Denoument
Tahap dimana masalah atau konflik sudah reda
dan dapat diselesaikan.
Berdasarkan rangkaian peristiwanya alur dibagi
menjadi 3 :
a). Alur maju : Terjadi jika urutan alurnya 1-2-3-4-5-6
lurus.
b). Alur mundur : Terjadi jika urutannya alurnya
6-5-4-3-2-1.
c). Alur campuran : Terjadi jika dalam alur maju terdapat
degresi
dan pengembalian ingatan ke masa lalu.
Alur dilihat dari sifatnya, alur dibedakan menjadi
3 yaitu :
a). Alur terbuka : Akhir cerita dapat merangsang pembaca untuk
mengembangkan jalan cerita
tersebut.
b). Alur tertutup : Akhir cerita tidak merangsang pembaca untuk
melanjutkan jalan cerita masalah dalam cerita.
c). Alur campuran : Antara plot terbuka
dan tertutup yaitu gabungan
dari 2
plot diatas
g. Latar (Setting)
Latar
atau setting dalam pemahaman
sederhana merupakan tempat terjadinya peristiwa baik yang berupa fisik, unsur
tempat, waktu dan ruang ataupun peristiwa cerita. Latar disebut juga
sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu dan
lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan.
Latar dibagi menjadi lima bagian, antara lain:
a). Latar Tempat
Latar tempat adalah menyaran pada lokasi
terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur yang
dipergunakan mengkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu, inisial
tertentu, mungkin lokasi tertentu tanpa nama jelas.
b). Latar Waktu
Latar waktu adalah latar waktu yang berhubungan
dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam
sebuah karya fiksi. Masalah “kapan” tersebut biasanya dihubungkan dengan waktu
faktual, waktu yang ada kaitannya atau dapat dikaitkan dengan peristiwa
sejarah.
c). Latar Alat
Latar Alat adalah latar yang berhubungan dengan
alat-alat yang dipakai di dalam cerita. Entah itu domina atau tidak dominan.
d). Latara Suasana
Latar suasana adalah latar yang menggambarkan
suasana batin maupun lingkungan yang terjadi dalam cerita. Latar suasana dapat
berupa suasana sedih, gembira, kacau, bingung, dan lain sebagainya.
e). Latar Sosial/Budaya
Latar sosial menyaran pada hal-hal yang
berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang
diceritakan dalam karya fiksi mencakup masalah dalam lingkup yang cukup
kompleks. Latar sosial dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi,
keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap dan lain-lain. Di
samping itu, latar sosial juga berhubungan dengan status sosial tokoh yang
bersangkutan.
h. Sudut
Pandang Pengarang (Point of View)
Sudut pandang atau point of view
merupakan cara atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk
menyajikan tokoh, tindakan, latar dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita
dalam sebuah karya fiksi kepada pembacanya. Sudut pandang pada hakikatnya
merupakan strategi, teknik, siasat, yang secara sengaja dipilih pengarang untuk
mengemukakan gagasan ceritanya. Sudut pandang dibagi menjadi tiga, yaitu
sudut pandang orang pertama, sudut pandang orang ketiga dan sudut pandang
campuran.
a) Sudut Pandang Orang Pertama
Sudut pandang orang pertama (first person
point of view) menggunakan ”aku”. Gaya ”aku”, narator adalah
seseorang yang ikut terlibat dalam cerita. Ia adalah si ”aku” tokoh yang
berkisah, mengisahkan kesadaran dirinya sendiri, mengisahkan peristiwa atau
tindakan, yang diketahui,dilihat, didengar,dialami dan dirasakan, serta
sikapnya terhadap orang (tokoh) lain kepada pembaca. Jadi, pembaca hanya dapat
melihat dan merasakan secara terbatas seperti yang dilihat dan dirasakan tokoh
si ”aku” tersebut. Sudut pandang orang pertama dibagi lagi menjadi:
a. Orang pertama pelaku utama, yaitu si
”aku” mengisahkan berbagai
peristiwa dan tingkah laku yang dialaminya, baik yang bersifat
batiniah, dalam diri sendiri, maupun fisik, hubungannya dengan
sesuatu yang di luar dirinya. Si ”aku” menjadi fokus pusat
kesadaran atau pusat cerita. Segala sesuatu yang di luar diri si
”aku”, peristiwa, tindakan, dan orang, diceritakan hanya jika
berhubungan dengan dirinya, di samping memiliki kebebasan
untuk
memilih masalah-masalah yang akan diceritakan. Dalam
cerita
yang demikian, si ”aku” menjadi tokoh utama (first person
central).
b.Orang pertama pelaku sampingan atau tambahan,
yaitu tokoh
”aku”
muncul bukan sebagai tokoh utama, melainkan sebagai
tokoh tambahan (first pesonal peripheral).
Tokoh ”aku” hadir
untuk membawakan cerita kepada pembaca, sedangkan tokoh
cerita yang dikisahkan itu kemudian ”dibiarkan” untuk
mengisahkan sendiri berbagai pengalamannya. Tokoh cerita yang
ibiarkan berkisah sendiri itulah yang
kemudian menjadi tokoh
utama, sebab dialah yang lebih banyak tampil, membawakan
berbagai peristiwa, tindakan, dan berhubungan dengan tokoh-
tokoh lain. Setelah cerita tokoh utama habis, si ”aku”tambahan
tampil kembali, dan dialah kini yang berkisah. Si ”aku” hanya
tampil sebagai saksi saja. Saksi terhadap berlangsungnya cerita
yang
ditokohi oleh orang lain. Si ”aku” pada umumnya tampil
sebagai pengantar dan penutup cerita.
b) Sudut pandang orang kedua
Penulis adalah narator yang sedang berbicara
kepada kata ganti “kamu” dan menggambarkan apa yang dilakukan “kamu” atau “kau”
atau “anda”.
c) Sudut Pandang Orang Ketiga
Sudut pandang orang ketiga menggunakan gaya
”Dia”, narator adalah seorang yang berada di luar cerita yang menampilkan
tokoh-tokoh cerita dengan menyebut nama, atau kata gantinya: ia, dia, mereka.
Nama-nama tokoh cerita, khususnya yang utama, kerap atau terus menerus disebut,
dan sebagai variasi dipergunakan kata ganti. Hal ini akan mempermudah pembaca
untuk mengenali siapa tokoh yang diceritakan atau siapa yang bertindak.
Sudut pandang ”dia” dapat dibedakan
menjadi:
a. “Dia” serba tahu, yaitu cerita dikisahkan
dari sudut ”dia”, namun
pengarang, narator dapat menceritakan apa saja hal-hal yang
menyangkut tokoh ”dia” tersebut. Narator mengetahui segalanya,
ia
bersifat mahatahu (omniscient). Ia mengetahui berbagai hal
tentang tokoh, peristiwa, dan tindakan, termasuk motivasi yang
melatarbelakanginya. Ia bebas bergerak dan menceritakan apa
saja
dalam lingkup waktu dan tempat cerita, berpindah-pindah
dari
tokoh ”dia” yang satu ke ”dia” yang lain, menceritakan atau
sebaliknya ”menyembunyikan” ucapan dan tindakan tokoh,
bahkan juga yang hanya berupa pikiran, perasaan, pandangan,
dan
motivasi tokoh secara jelas, seperti halnya ucapan dan
tindakan nyata.
didengar, dialami, dipikir, dan dirasakan oleh tokoh cerita, namun
terbatas hanya pada seorang tokoh saja atau terbatas dalam
jumlah yang sangat terbatas. Tokoh cerita mungkin saja cukup
banyak, yang juga berupa tokoh ”dia”, namun mereka tidak diberi ]
kesempatan untuk menunjukkan sosok dirinya seperti halnya
tokoh
pertama.
d) Sudut Pandang Campuran
Sudut pandang campuran yaitu pengarang
membaurkan antara pendapat pengarang dan tokoh-tokohnya. Seluruh kejadian dan
aktivitas tokoh diberi komentar dan tafsiran, sehingga pembaca mendapat
gambaran mengenai tokoh dan kejadian yang diceritakan.
ü Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur yang
membangun cerita dari luar. unsur ekstrinsik dapat dilihat dari
pengaruh-pengaruh luar dari struktur novel sendiri seperti kebudayaan, agama,
politik, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan pengarang.
Yaitu aspek-aspek seperti aspek moral, sosial, pendidikan
dll.
2. Hal Yang
Berkaitan Dengan Dunia Nyata
Yaitu hal-hal yang ada di dalam cerita yang
benar-benar terjadi di masyarakat.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Kualitatif
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode
adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan
guna mencapai tujuan yang ditentukan, sedangkan kualitatif adalah penilaian
berdasarkan kualitas. Dalam analisis unsur intrinsik dan ekstrinsik ini,
penulis menggunakan metode kualitatif.
Analisis Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Novel Laskar Pelangi
3.2 Data
Data merupakan informasi atau bahan yang harus
dicari dan dikumpulkan untuk menjawab permasalahan yang akan dikaji dalam suatu
penulisan karya ilmiah. Data dalam karya tulis ini adalah sebuah novel berjudul
“Biola Tak Berdawai” yang merupakan karangan dari Seno Gumira Adjidarma.
3.3 Sumber Data
Sumber data merupakan aspek yang sangat penting
karena ketepatan memilih dan menentukan sumber data akan menentukan validitas
data atau informasi yang disajikan. Ada pun data yang menjadi sumber dalam karya
tulis ini berasal dari buku-buku dan artikel-artikel dari internet yang relevan
dengan pembahasan yaitu mengenai unsur intirnsik dan ekstrinsik sebuah karya
sastra berupa novel.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penulisan ini adalah dengan mengumpulkan bahan pustaka, membaca, memilah data,
mencatat, mengidentifikasi dan memantapkan kebenaran data untuk kemudian
digunakan sebagai bahan analisis. Pengumpulan data dilakukan untuk
menjaga kealamiahan data yang diperoleh. Dalam karya tulis ini, pengumpulan
data dilakukan dengan teknik pustaka yaitu dengan mengumpulkan berbagai sumber
pustaka seperti novel “Laskar Pelangi”, serta
pustaka-pustaka penunjang berupa teori-teori mengenai unsur intrinsik dan
ekstrinsik sebuah karya sastra khususnya prosa.
3.5 Teknik Analisis
Teknik analisis data adalah proses mengatur
urutan data dengan menggolongkannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan
uraian dasar. Teknik analisis data yang digunakan dalam karya tulis ini antara
lain dengan identifikasi, interpretasi, analisis dan pemberian kesimpulan yang
terkait dengan unsur intrinsik dan ekstrinsik novel.
PEMBAHASAN
Unsur
Intrinsik
Unsur
Intrinsik dan Ekstrinsik Novel "Laskar Pelangi"
A. Unsur Intrinsik
1. Tema
2. Plot (alur)
a. Pengenalan Situasi Cerita
`
Cerita diawali dengan dibukanya penerimaan murid baru di SD Muhammadiyah yang
ada di Desa Gantung, Kabupaten Gantung, Belitong Timur, Sumatera Selatan.
Sebuah daerah yang kaya akan sumber daya alamnya yaitu timah. Belitong
merupakan daerah yang menjadi tempat penambangan timah terbesar dan
menghasilkan banyak sekali keuntungan. Meski pun begitu, kehidupan di sana
seperti terpetak-petak antara yang kaya dan yang miskin.
Pagi
itu, satu demi satu calon siswa yang didampingi oleh orang tuanya
berdatangan mendaftarkan diri di sekolah yang hampir roboh dan mungkin sudah
tidak layak untuk dipakai sebagai tempat belajar-mengajar.
b. Menuju Adanya Konflik
Dalam
novel “Laskar Pelangi” ini, banyak sekali bermunculan masalah-masalah atau
konflik-konflik. Namun konflik awal yang pertama muncul adalah saat suasana
mulai tegang karena ternyata pendaftar tidak mencukupi batas minimal siswa yang
disyaratkan oleh Depdikbud Sumsel. Apabila calon siswa yang mendaftar kurang
dari sepuluh anak, maka SD Muhammadiyah harus ditutup.
c. Puncak Konflik
Puncak
konfliknya ialah setelah ditunggu hingga siang, ternyata jumlah pendaftar tidak
lebih dari sembilan orang. Jumlah ini tentu saja belum mencukupi persyaratan
Depdikbud. Hal ini tentu saja sangat mencemaskan Pak Harfan sang kepala sekolah
dan Bu Muslimah sang guru. Sampai pada akhirnya Pak Harfan memutuskan untuk
memberikan pidato sekaligus mengumumkan bahwa penerimaan siswa baru dibatalkan.
Selanjutnya konflik-konflik lain bermunculan dari masing-masing tokoh. Namun
konflik selanjutnya yang secara garis besar melibatkan hampir semua tokoh ialah
saat akan diadakannya lomba karnaval dan cerdas cermat antar sekolah.
d. Penyelesaian
Sesaat
hampir saja Pak Harfan memulai pidatonya untuk memberitahuakan bahwa penerimaan
siswa baru di SD Muhammadiyah dibatalkan, seorang ibu muncul untuk
mendaftarkan anaknya (Harun) yang mengidap keterbelakangan mental. Tentu saja
kedatangan Harun dan ibunya ini memberikan napas lega kepada Pak Harfan, Bu
Muslimah dan juga para calon siswa serta orang tuanya. Harun telah menggenapi
jumlah siswa untuk menghindarkan SD Muhammadiyah dari penutupan.
Sekolah
yang jika malam dipakai sebagai kandang ternak ini akhirnya memulai kegiatan
belajar-mengajar meski dengan fasilitas yang seadanya. Tiba saatnya mengikuti
karnaval antar sekolah. Keikutsertaan SD Muhammadiyah sempat diperdebatkan
karena ketidakadaan dana dan sikap pesimistis yang muncul. Namun, Bu Muslimah
bersikeras mengikutkan murid-muridnya. Karena nilai keseniannya paling tinggi
dan dianggap sebagai murid yang kreatif, Mahar pun ditunjuk sebagai ketua untuk
mengurusi persiapan karnaval. Dengan ide cemerlang dan kreativitasnya, Mahar
berhasil menggiring teman-temannya merebut piala kemenangan.
SD
Muhammadiyah kembali mengikuti perlombaan. Kali ini adalah perlombaan cerdas
cermat. Bu Muslimah, Ikal dan kawan-kawan sempat khawatir karena tak lama
perlombaan akan dimulai namun ujung tombak tim mereka belum juga datang.
Untungnya meski hampir terlambat, akhirnya si cerdas itu pun datang (Lintang).
Awalnya tim dari SD Muhammadiyah tertinggal angka melawan SD PN dan SD Negeri.
Namun pada saat memasuki soal yang berbau angka SD Muhammadiyah mengejar
ketertinggalan dan berhasil keluar sebagai juara.
3. Latar Cerita
a. Latar Tempat
Latar
tempat yang digunakan dalam novel ini adalah di sebuah sekolah bernama SD
Muhammadiyah yang terletak di Desa Gantung, Kabupaten Gantung, Belitong Timur,
Sumatera Selatan. Namun, ada pula yang latarnya adalah di rumah, pohon, gua,
tepi pantai, pasar dan lain-lain tapi masih di kawasan Belitong.
b. Latar Waktu
Dikarenakan
novel “Laskar Pelangi” ini merupakan novel yang menceritakan kisah nyata meski
ada bumbu imajinasi, maka latar waktu yang disampaikan pun jelas yaitu terjadi
pada tahun 1974.
c. Latar Suasana
Latar
suasana yang ada dalam novel ini beragam dikarenakan konflik-konfik yang muncul
juga beragam. Ada kalanya senang, sedih, hingga cemas. Berikut beberapa
penggalan kisah yang menjelaskan suasana dalam novel :
Suasana Sedih
Salah
satu penggalan cerita yang menggambarkan suasana sedih ialah saat Ikal,
teman-temannya dan Bu Muslimah berpisah dari Lintang yang memutuskan berhenti
sekolah karena harus mengurusi keluarga yang ditinggal mati ayahnya.
Suasana Senang
Salah
satu penggalan cerita yang menggambarkan suasana senang ialah saat tim cerdas
cermat SD Muhammadiyah berhasil memenangkan pertandingan.
Suasana Cemas
Salah
satu penggalan cerita yang menggambarkan suasana cemas ialah saat Pak Harfan,
Bu Muslimah dan calon murid SD Muhammadiyah beserta orang tuanya menunggu untuk
menggenapkan calon siswa yang mendaftar agar sekolah tidak ditutup.
4.
Penokohan
Tokoh-tokoh
yang berperan dalam novel ‘Laskar Pelangi’ antara lain :
a)
Ikal
Ikal
atau yang di dalam novel ini berperan sebagai ‘aku’ merupakan tokoh utama. Ikal
adalah salah seorang anggota ‘Laskar Pelangi’. Di sekolah ia termasuk murid
yang lumayan pandai, namun kepandaiannya masih di bawah dari temannya yaitu
Lintang. Ia selalu berada di peringkat kedua di sekolah setelah Lintang. Ikal
termasuk orang yang tidak mudah putus asa, selalu bersemangat melakukan hal
yang ia sukai dan tegar. Ikal begitu menyukai dunia sastra terutama puisi.
Dalam novel ini, Ikal diceritakan menyukai seorang gadis keturunan Tionghoa
bernama A Ling. Ia sering sekali mengirimkan puisi tentang luapan perasaannya
kepada A Ling.
b)
Taprani
Taprani
merupakan sosok yang tampan, rapi, perfeksionis, lumayan pintar, bicara
seperlunya (pendiam), santun, sangat berbakti kepada orang tua dan manja. Ia
bercita-cita menjadi guru di daerah terpencil untuk memajukan pendidikan orang
melayu pedalaman. Taprani selalu diperhatikan ibunya. Apa pun yang akan
dilakukannya harus selalu diketahui ibunya. Ia sangat tergantung pada ibunya.
c)
Sahara
Sahara
merupakan satu-satunya murid perempuan yang bersekolah di SD Muhammadiyah.
Tubuhnya ramping dan selalu berjilbab rapi. Di sekolah ia termasuk murid yang
pintar. Meski pun ia adalah sosok yang perhatian, namun ia termasuk tipe orang
yang temperamental, ketus, skeptis, susah diyakinkan dan tidak mudah terkesan.
Sahara Sangat menjujung tinggi nilai kejujuran. Ia paling tidak suka berbohong.
Dalam novel ini dicritakan bahwa ia bertengkar dengan A Kiong yang tidak pernah
sependapat atau satu pemikiran dengannya.
d)
A Kiong
A Kiong
adalah satu-satunya murid keturunan Tionghoa yang bersekolah di SD
Muhammadiyah. Sifatnya begitu polos dan selalu mempercayai apa yang dikatakan
Mahar. Ia selalu menjadi pendukung sekaligus pengikut setia Mahar. A Kiong
memiliki rasa persahabatan yang tinggi dan suka menolong. Ia sering kali
bertengkar dengan Sahara.
e)
Harun
Harun
yang sudah mulai memasuki jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada usia lima belas
tahun ini mengidap keterbelakangan mental. Sifatnya santun, pendiam, dan murah
senyum. Laki-laki yang memiliki model rambut seperti Chairil Anwar ini hobi
sekali mengunyah permen asam jawa. Ia pun selalu berpakaian rapi. Di kelas, ia
sama sekali tidak bisa menangkap pelajaran membaca atau pun menulis. Ia pun
sering kali bercerita tentang kucing belang tiganya yang melahirkan tiga anak
yang juga bebelang tiga secara berulang-ulang.
f)
Borek
Borek
memilki tubuh yang tinggi tinggi dan besar. Ia sangat terobsesi dengan body building dan tergila-gila dengan
citra cowok macho.
g)
Syahdan
Karakter
Syahdan tidak begitu menonjol dalam novel ini. Ia adalah salah satu anggota
‘Laskar Pelangi’ yang selalu setia menemani Ikal membeli kapur tulis di took
Sinar Harapan milik orang tua A Ling. Syahdan merupakan saksi cinta pertama
Ikal kepada A Ling. Ia memiliki cita-cita sebagai aktor.
h)
Kucai
Kucai
adalah salah satu anggota ‘Laskar Pelangi’ yang diamanahi sebagai ketua kelas.
Ia sempat frustrasi ketika menjadi ketua kelas karena kesulitan dalam mengatur
teman-temannya. Meski begitu, laki-laki yang menderita rabun jauh ini selalu
terpilih menjadi ketua kelas dan pada akhirnya ia menerima keputusan itu. Anak
yang banyak bicara dan susah diatur ini berbakat menjadi seorang politikus.
Lintang
merupakan anak yang paling jenius dan gigih di antara teman-temannya. Meski pun
jarak rumahnya dari sekolah sangat jauh (80 km), ia tetap semangat untuk pergi
ke sekolah dan menjadi anak yang paling pagi datang. Setiap berangkat sekolah,
ia harus melalui jalan yang merupakan tempat buaya tinggal. Ayahnya adalah
seorang nelayan miskin yang bertanggung jawab menafkahi empat belas nyawa yang
tinggal di rumahnya. Di sekolah, Lintang begitu serius belajar dan aktif. Otaknya
yang jenius dan cermat membawa tim SD Muhammadiyah menjadi pemenang dalam lomba
cerdas cermat. Lintang sangat suka membaca dan mempelajari berbagai ilmu
penngetahuan. Lintang pun tak segan membagi ilmunya kepada teman-temannya.
Idenya sangat kreatif. Lucunya, kelihaiannya dalam berpikir tidak dibarengi
dengan tulisan tangan yang indah.
j)
Mahar
Mahar
memiliki bakat dalam bidang seni, baik itu menyanyi, melukis, seni rupa dan
lain sebagainya. Pemikirannya imajinatif dan kreatif. Anak tampan ini termasuk
orang yang menggemari dongeng-dongeng yang tak masuk akal (mungkin karena ia
terlalu imajinatif). Mahar sering kali diejek dan ditertawakan teman-temannya
karena pemikirannya dianggap aneh.
k)
Bu Muslimah
Wanita
bernama lengkap N.A. Muslimah Hafsari ini adalah guru di SD Muhammadiyah. Ia
sangat gigih dalam mengajar meski pun gajinya belum dibayar. Ia sangat
berdedikasi terhadap dunia pendidikan dan dengan segenap jiwa mengajar
murid-murid di SD Muhammadiyah. Wanita cantik yang menyukai bunga ini memiliki
pendirian yang progresif dan terbuka terhadap ide-ide baru. Ia termasuk orang
yang sabar dan baik hati.
l)
Pak Harfan
Pria
bernama lengkap K.A Harfan Efendy Noor ini menjabat sebagai kepala SD
Muhammadiyah. Bersama Bu Muslimah, ia tetap mempertahankan sekolah yang hamper
ditutup karena kekurangan siswa. Pak Harfan juga memiliki dedikasi tinggi
terhadap pendidikan.
m)
A Ling
Gadis
keturunan Tiongoa ini merupakan cinta pertama Ikal. Ia memiliki tubuh yang
ramping dan tinggi. Anak dari pemilik toko Sinar Harapan ini ternyata juga
menyukai Ikal. Namun sayangnya ia pindah ke Jakarta.
n) Flo
Ia
merupakan murid pindahan dari sekolah PN. Gadis tomboi yang berasal dari
keluarga kaya ini merupakan tokoh terakhir yang muncul sebagai anggota ‘Laskar
Pelangi’.
5. Sudut Pandang
yang Digunakan
Sudut
pandang yang digunakan dalam novel ini adalah sudut pandang orang pertama
pelaku utama karena dalam penceritaan novel penulis menggunakan kata ‘aku’.
Tokoh ‘aku’ dalam novel ini diceritakan paling dominan sehingga si tokoh ‘aku’
dapat dikatakan sebagai tokoh atau pelaku utama.
6. Amanat
Banyak
sekali amanat yang terkandung dalam novel “Laskar Pelangi” ini. Diantaranya
adalah :
Jangan mudah menyerah oleh keadaan (jangan putus asa)
Keadaan
boleh saja serba kekurangan, namun kekurangan janganlah menjadi alasan untuk tidak
berusaha. Justru jadikanlah kekurangan itu sebagai motivasi untuk bisa
menutupinya. Dalam novel ini diceritakan tentang kehidupan pendidikan yang
keadaannya serba minim. Namun, tokoh-tokoh di dalamnya tidak menyerah dengan
keadaan seperti itu. Mereka tetap bersemangat mengikuti kegiatan belajar
mengajar. Kemiskinan bukan alasan untuk tidak belajar.
Jauhi sifat pesimis
Saat
menengadahkan perasaan kepada orang-orang yang ada di atas kita, bukan berarti
kita harus merasa kecil dan lemah di hadapan mereka. Kita ada di bawah, bukan
berarti kita tidak bisa seperti orang yang ada di atas. Menengadahkan perasaan
ke atas mestinya dijadikan cambuk semangat untuk bisa seperti orang itu atau
bahkan bisa lebih baik lagi. Contonya pada novel ini yang menceritakan sebuah
sekolah kampung (SD Muhammadiyah) biasa yang selalu optimis untuk bisa lebih
baik dari sekolah yang dari awal memang sudah baik (SD PN).
Sebagai guru haruslah dengan ikhlas mengajar dan berdedikasi tinggi terhadap
pendidikan.
Dalam
novel ini diceritakan seorang guru yang begitu tinggi dedikasinya terhadap
pendidikan. Guru diibaratkan kompas yang menunjukkan kemana
murid-muridnya akan pergi. Bu Muslimah merupakan sosok yang menjadi guru
teladan yang dengan segenap kemampuannya berjuang untuk memajukan pendidikan di
sebuah kampug kecil.
B. Unsur Ekstrinsik
Selain unsur intrinsik, dalam novel “Laskar Pelangi” ini amat kental dengan
pengaruh unsur ekstrinsik. Unsur ekstrinsik yang ada dalam novel tidak lepas
dari latar belakang kehidupan pengarang entah itu dari segi budaya yang
dipegang, kepercayaan, lingkungan tempat tinggal dan lain sebagainya. Ada pun
beberapa unsur ekstrinsik yang dibahas antara lain :
1. Latar Belakang
Tempat Tinggal
Lingkungan
tempat tinggal pengarang mempengaruhi psikologi penulisan novel. Apalagi novel
“Laskar Pelangi” merupakan adaptasi dari cerita nyata yang dialami oleh
pengarang langsung. Letak tempat tinggal pengarang yang jauh berada di Desa
Gantung, Kabupaten Gantung, Belitong Timur, Sumatera Selatan ternyata
benar-benar dijadikannya latar tempat bagi penulisan novelnya.
2. Latar Belakang
Sosial dan Budaya
Pada
novel ini banyak sekali unsur-unsur sosial dan budaya masyarakat yang bertempat
tinggal di Belitong. Adanya perbedaan status antara komunitas buruh tambang dan
komunitas pengusaha yang dibatasi oleh tembok tinggi merupakan latar belakang
sosial. Dimana interaksi antara kedua komunitas ini memang ada dan saling
ketergantungan. Komunitas buruh tambang memerlukan uang untuk melanjutkan
kehidupan, sedang komunitas pengusaha memerlukan tenaga para buruh tambang
untuk menjalankan usaha mereka.
3. Latar Belakang
Religi (agama)
Latar
belakang religi atau agama si pengarang sangat terlihat seperti pantulan cermin
dalam novel “Laskar Pelangi” ini. Nuansa keislamannya begitu kental. Dalam
beberapa penggalan cerita, pengarang sering kali menyelipkan
pelajaran-pelajaran mengenai keislaman.
4. Latar Belakang
Ekonomi
Sebagian
masyarakat Belitong mengabdikan dirinya pada perusahaan-perusahaan timah.
Digambarkan dalam novel bahwa Belitong adalah pulau yang kaya akan sumber daya
alam. Namun tidak semua masyarakat Belitong bisa menikmati hasil bumi itu. PN
memonopoli hasil produksi, sementara masyarakat termarginalkan di tanah mereka
sendiri. Latar belakang ekonomi dalam novel ini diambil dari kacamata
masyarakat belitong kebanyakan yang tingkat ekonominya masih rendah. Padahal
sumber daya alamnya tinggi.
5. Latar Belakang
Pendidikan
Dalam
novel ini terkandung banyak sekali nilai-nilai edukasi yang disampaikan
pengarang. Pengarang tidak hanya bercerita, tapi juga menyajikan berbagai ilmu
pengetahuan yang diselipkan di antara ceritanya. Begitu banyak cabang
ilmu pengetahuan yang diselipkan antara lain seperti sains (fisika, kimia,
biologi, astronomi). Pengarang gemar sekali memasukkan istilah-istilah asing
ilmu pengetahuan yang tertuang dalam cerita. Ini menandakan bahwa pengarangnya
memiliki tingkat pendidikan yang tinggi.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari analisis unsur intrinsik dan ekstrinsik pada novel Laskar
Pelangi adalah sebagai berikut.
Unsur intrinsik:
1. Tema yang diangkat dalam novel Laskar
Pelangi adalah tema
sosial yang dibumbui tema percintaan.
2 Plot atau alur dalam novel Laskar Pelangi menggunakan
alur
campuran. Novel ini berdasarkan kriteria waktu menggunakan plot
regresif, bersadarkan kriteria jumlah menggunakan plot ganda, dan
berdasarkan kriteria kepadatan termasuk dalam plot longgar.
3. Latar terbagi atas latar waktu, tempat
suasana dan sosial. Latar waktu
pada
novel ini hanya dijelaskan secara singkat seperti (malam hari).
Latar
tempat berpindah-pindah seperti di panti, pantai, sawah, candi dan makam.
4. Penokohan
Berdasarkan
pentingnya keterlibatan dalam cerita, tokoh utamanya
adalah
Renjni, Bhisma dan Dewa, sedangkan tokoh sampingannya
adalah
Mbak Wid.
Dilihat
dari fungsi penampilan tokoh, yang menjadi tokoh protagonis
adalah
Bhisma, Dewa dan Mbak Wid, sedangkanmenjadi yang tokoh
antagonis adalah Renjani.
Berdasarkan
perwatakannya, yang menjadi tokoh sederhana adalah
Dewa
dan Bhisma, sedangkan Renjani dan Mbak Wid merupakan
tokoh
bulat.
Berdasarkan
perkembangan watak, yang menjadi tokoh statis adalah
Dewa,
Mbak Wid dan Bhisma.
Berdasarkan
pencerminannya dengan kehidupan nyata, seluruh tokoh
dalam novel ini merupakan tokoh tipikal.
5. Gaya bahasa yang digunakan dalam novel
ini kebanyakan
menonjolkan unsur kepuitisan.
6. Amanat yang terkandung dalam novel ini
adalah menumbuhkan
kepedulian sosial.
Unsur Ekstrinsik:
1. Subjektivitas individu pengarang
mempengaruhi isi, teknik penulisan
dan
gaya pada novel Laskar Pelangi.
2. Psikologi pengarang mempengaruhi
pemikiran-pemikiran dan proses
kreatif dalam cerita yang disuguhkan dalam novel Laskar Pelangi
3. Lingkungan sosial mempengaruhi penulisan
karya sastra dari segala
aspek.
5.2 Saran
Secara keseluruhan, novel ini dapat dikatakan
memiliki cerita yang unik dan berbeda dengan cerita-cerita yang ada pada novel
kebanyakan. Pengarang mengolah cerita mengenai anak-anak tunadaksa yang
hampir atau mungkin sudah terlupakan kehadirannya oleh masyarakat. Hal ini
tentu saja dapat menumbuhkan kepedulian sosial bagi pembaca.
Selain mengenai kepedulian sosial, novel yang dibumbui kisah cinta ini banyak
sekali mengandung pelajaran bagi pembaca seperti indahnya saling berbagi,
alangkah baiknya jika ada masa lalu yang suram apabila digantikan dengan
kegiatan yang berguna, dan lain sebagainya. Cerita-cerita semacam ini
perlu dikembangkan oleh pengarang-pengarang lain, atau dengan kata lain jangan
terlalu sering mengangkat cerita dari tema yang sudah terlalu banyak muncul.
Hadirlah dengan sesuatu yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Adjidarma, Seno Gumira. 2004. Laskar Pelangi
Jakarta: AKUR.
Aminuddin. 2010. Pegantar Apresiasi
Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Nurgiantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian
Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sugiarti. 2002. Pengetahuan dan Kajian Prosa
Fiksi. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
Demikian Analisis Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Novel Laskar Pelangi yang dapat saya bagikan, semoga bermanfaat.
Post a Comment
Post a Comment